Bapak R. Geraldus Daldjono Hadisudibyo atau yang akrab disapa Pak Dal, mungkin namanya tak sepopuler Ibu Sud atau Pak Kasur. Namun, lagu-lagu ciptaannya tetap membekas di hati banyak orang, termasuk saya. Sayangnya, zaman telah berubah, dan saya merasa lagu-lagu Pak Dal tidak lagi se-relevan dulu bagi anak-anak masa kini.
Sebagai seseorang yang tumbuh di era 90-an, saya dibesarkan dengan lagu-lagu anak yang menemani hari-hari. Di antara lagu-lagu itu, "Bintang Kecil" ciptaan Pak Dal adalah favorit saya. Liriknya sederhana, melodinya mudah diingat, dan pesannya begitu kuat. Lagu itu mengajak anak-anak untuk melihat dunia dengan mata penuh keajaiban.
Namun, betapa sedihnya saya ketika melihat seorang anak kecil menyanyikan lagu "Bintang Kecil" tanpa bintang di langit malam. Di langit Bandung, tempat saya tumbuh besar, bintang-bintang yang dulu bertaburan kini telah menghilang.
Pertumbuhan kota yang pesat menjadi penyebab utama hilangnya bintang-bintang itu. Polusi cahaya dan pencemaran udara membuat langit malam menjadi buram. Riset membuktikan bahwa sepertiga langit di dunia sudah tidak lagi bisa melihat galaksi Bima Sakti.
Lalu, bagaimana mungkin anak-anak zaman sekarang bisa merasakan keajaiban "Bintang Kecil" jika bintang-bintang itu sendiri sudah tidak ada? Mereka harus pergi jauh atau menggunakan aplikasi hanya untuk sekadar melihat bintang. Sebuah ironi di mana kemajuan zaman justru merenggut keindahan alam yang seharusnya bisa dinikmati semua orang.
Kabar buruk tak berhenti di situ. Lagu anak-anak pun kini semakin meredup. Sejak tahun 2000-an, industri musik lebih fokus pada remaja dan dewasa, meninggalkan lagu anak yang dulu begitu populer. Anak-anak sekarang lebih mengenal lagu-lagu dewasa daripada lagu-lagu seperti "Pelangi-pelangi" atau "Balonku".
Namun, di tengah kegelapan ini, masih ada secercah harapan. Ada orang-orang muda yang bersemangat seperti Pak Dal, yang terus berupaya menghidupkan kembali lagu anak-anak. Mereka menciptakan lagu-lagu baru, menggelar pertunjukan, dan merawat lagu-lagu lama agar tetap lestari.
Pak Dal, meskipun dunia semakin rumit, saya ingin Bapak tahu bahwa masih ada orang-orang yang peduli. Situasi memang sulit, tetapi masih ada yang berjuang untuk tujuan mulia, meski dengan langkah kecil dan perlahan.
Terima kasih, Pak Dal, telah mengisi dunia kecil saya dengan lagu-lagu yang relevan dan berdampak baik bagi masa depan saya. Semoga surat ini bisa sedikit melegakan hati Bapak.