Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dan terperosok ke zona merah pada penutupan sesi perdagangan pertama hari ini, Rabu (25/6/2025). Sempat dibuka dengan kenaikan 0,58% atau 39,75 poin, indeks kemudian berbalik arah dan ditutup melemah.
Pada jeda siang, IHSG tercatat turun 0,44% atau 30,45 poin ke level 6838,72.
Pergerakan saham hari ini diwarnai oleh 210 saham yang menguat, 409 saham yang melemah, dan 168 saham yang stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat meningkat menjadi Rp 12.042 triliun.
Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 7,26 triliun dengan volume 11,65 miliar saham yang diperdagangkan dalam 715.816 transaksi.
Seluruh sektor perdagangan mengalami penurunan, dengan sektor properti dan finansial mencatatkan pelemahan terbesar.
Saham Bank Central Asia (BBCA) menjadi pemberat utama kinerja IHSG hari ini. Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia ini turun 2,28% ke level Rp 8.575 per saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.057 triliun.
Koreksi pada saham BBCA berkontribusi terhadap penurunan indeks sebesar 13,63 poin.
Selain BBCA, saham-saham perbankan lainnya seperti BMRI juga menjadi beban bagi pergerakan IHSG, berkontribusi terhadap pelemahan 10,13 poin. Saham TPIA, MDKA, dan ANTM juga turut menekan kinerja indeks.
Awalnya, pasar dipengaruhi sentimen positif dari meredanya ketegangan global setelah pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel. Menguatnya bursa global, mulai dari AS hingga Eropa, memberikan harapan bagi pasar keuangan Indonesia.
Pernyataan Wakil Ketua The Fed, Michelle Bowman, yang membuka peluang penurunan suku bunga mulai Juli 2025 jika inflasi terkendali, juga menjadi sentimen positif. Kebijakan ini dianggap penting untuk menjaga stabilitas pasar tenaga kerja dan perekonomian AS.
Kombinasi sentimen ini mendorong penguatan bursa saham global dan domestik pada perdagangan sebelumnya.
Namun, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai potensi volatilitas, menyusul pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang masih menunjukkan sikap hawkish.
Beberapa sentimen yang berpotensi memengaruhi pergerakan pasar hari ini antara lain:
Powell Belum Siap Memangkas Suku Bunga: Jerome Powell menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga belum akan dilakukan dalam waktu dekat karena masih menunggu kepastian dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang sedang dirancang.
Trump Geram: Israel dan Iran Melanggar Gencatan Senjata: Trump menuduh Israel dan Iran melanggar perjanjian damai, khususnya menyoroti serangan Israel ke Teheran.
Harga Minyak Ambruk: Harga minyak mentah dunia anjlok 6% pada perdagangan sebelumnya, melanjutkan tren negatif dan telah jatuh 14% dalam tiga hari beruntun. Hal ini disebabkan oleh meredanya kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak akibat gencatan senjata.
Indeks Dolar dan Imbal Hasil US Melemah: Indeks dolar AS terus melemah dan ditutup di level terendah sejak Maret 2022. Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga turun ke level terendahnya sejak Mei 2025. Melemahnya dolar AS dan imbal hasil US Treasury diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah dan Surat Utang Negara (SUN) Indonesia.