Muhammadiyah telah secara resmi memberlakukan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), sebuah sistem penanggalan yang revolusioner dengan prinsip satu hari satu tanggal untuk seluruh dunia. Inisiatif ini memandang seluruh permukaan bumi sebagai satu kesatuan wilayah (matlak), menandai langkah maju dalam persatuan umat Islam.
Peresmian KHGT diadakan di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, dihadiri oleh berbagai tokoh penting, baik dari Indonesia maupun mancanegara.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam pidato kuncinya menyatakan bahwa peluncuran KHGT adalah wujud komitmen Muhammadiyah untuk berkontribusi bagi dunia Islam dan peradaban umat manusia secara global.
"Muhammadiyah menghadirkan KHGT untuk menegaskan perannya di era globalisasi. Islam adalah agama kosmopolitan yang mengandung nilai-nilai universal, rahmatan lil ‘alamin, yang ditujukan untuk seluruh alam," tegas Haedar.
KHGT, lanjut Haedar, adalah langkah nyata untuk mewujudkan persatuan dunia Islam yang selama ini terpecah akibat perbedaan dalam penentuan tanggal dan hari besar keagamaan. Ini adalah upaya membayar utang peradaban yang telah lama tertunda, simbol bahwa Islam relevan, visioner, dan universal.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas, menjelaskan bahwa KHGT adalah hasil kajian mendalam yang diputuskan pada Munas ke-32, mengadopsi hasil Muktamar Turki 2016 yang memenuhi syariat Islam dan berbasis ilmiah.
KHGT berlandaskan tiga prinsip utama: keseragaman hari dan tanggal di seluruh dunia, penggunaan hisab (perhitungan astronomi), dan kesatuan matlak. Untuk mendukung implementasinya, Muhammadiyah telah mengembangkan tiga aplikasi berbasis ilmu falak mutakhir: Hisab Muhammadiyah (desktop), aplikasi web (khgt.muhammadiyah.or.id), dan MASA (Android), yang tersedia dalam tiga bahasa: Indonesia, Arab, dan Inggris.
Peluncuran KHGT mendapat sambutan positif dari berbagai tokoh dan lembaga internasional. Dr. Mehmet Ekim dari Turki, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Muhammadiyah ini. Ia menegaskan bahwa KHGT bukan sekadar program ilmiah, tetapi pesan moral dan simbolik tentang masa depan umat Islam.
Tarig Ali Bakheet, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk Urusan Kemanusiaan, Sosial, Budaya, dan Keluarga, juga memuji peran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar yang mampu memengaruhi dan memandu reformasi dunia Islam melalui inisiatif kalender terpadu ini.
Acara peluncuran KHGT dihadiri oleh Duta Besar negara-negara Islam, perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam, pakar astronomi, Ketua PWM se-Indonesia, Rektor, Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah, dan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid.
Dengan KHGT, Muhammadiyah tidak hanya menegaskan komitmennya terhadap kemajuan peradaban Islam, tetapi juga menghadirkan solusi praktis dan ilmiah untuk menyatukan umat Islam melalui keseragaman waktu.