Israel dan Iran Sepakati Gencatan Senjata, Fokus Kembali ke Gaza

Setelah 12 hari konflik, Israel dan Iran sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Israel kini memfokuskan kembali perhatiannya pada Jalur Gaza, dengan tujuan utama membebaskan sandera yang tersisa dan membubarkan kekuasaan Hamas yang didukung oleh Iran.

Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, menyatakan kebanggaannya memimpin organisasi militer selama periode ini. Ia menegaskan bahwa prioritas utama adalah mengamankan pembebasan sandera dan mengakhiri pemerintahan Hamas, yang didukung oleh Teheran dan telah menjadi musuh Israel sejak Oktober 2023.

Gencatan senjata antara Israel dan Iran mulai berlaku pada Selasa, setelah pengumuman mengejutkan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Sebelumnya, sempat terjadi kebingungan mengenai waktu dimulainya penghentian pertempuran udara antara kedua negara.

Zamir juga mengklaim bahwa serangan Israel telah memberikan dampak signifikan pada program nuklir Iran, memperlambatnya selama beberapa tahun. Ia menambahkan bahwa hal serupa juga berlaku untuk program rudal Iran.

Perang antara Israel dan Hamas telah berlangsung sejak Oktober 2023, setelah kelompok militan tersebut melancarkan serangan mendadak. Sebagai respons, Israel melancarkan serangan balasan yang menargetkan Jalur Gaza. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa serangan tersebut telah menyebabkan sedikitnya 56.077 korban jiwa, sebagian besar warga sipil.

Israel Umumkan Tujuh Tentaranya Tewas

Militer Israel mengumumkan bahwa tujuh tentaranya tewas dalam pertempuran terbaru di Jalur Gaza. Salah satu korban adalah seorang komandan peleton. Dengan tambahan ini, jumlah total tentara Israel yang tewas dalam perang di Gaza menjadi lebih dari 430 orang. Operasi militer Israel di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan perkiraan 49 sandera masih ditahan oleh kelompok militan, termasuk 27 yang diyakini telah meninggal dunia.

Rencana Gencatan Senjata di Gaza

Hamas menyatakan bahwa pembicaraan tentang gencatan senjata dengan para mediator semakin intensif. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meyakini adanya kemajuan besar dalam situasi perang di Jalur Gaza. Pembahasan gencatan senjata ini mengalami kebuntuan akibat perbedaan tuntutan dari kedua belah pihak. Seorang pejabat senior Hamas, Taher Al-Nunu, menyatakan bahwa komunikasi dengan mediator seperti Mesir dan Qatar terus berlanjut, namun Hamas belum menerima proposal baru untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 21 bulan terakhir. Trump menyatakan keyakinannya bahwa "kemajuan besar" sedang dibuat untuk mengakhiri perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Scroll to Top