Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, masih membayangi dunia pelayaran. Meski gencatan senjata sementara telah diumumkan, dampak keamanan di Selat Hormuz, jalur vital bagi lalu lintas minyak dunia, belum sepenuhnya mereda.
Para pemilik kapal mengungkapkan kekhawatiran mereka. Insiden yang terjadi memaksa pengurangan transit di perairan strategis ini. Gangguan sinyal GPS menjadi masalah utama, menyebabkan antrean kapal yang ingin melintasi Selat Hormuz semakin panjang.
"Kami melihat penurunan sekitar 20% kapal yang melintasi Selat Hormuz, dan kapal-kapal menunggu di luar," ungkap seorang pemilik kapal terkemuka. "Perusahaan pelayaran kini lebih memilih transit di siang hari karena gangguan sinyal GPS. Mereka merasa terlalu berbahaya untuk lewat di malam hari."
Data menunjukkan adanya gangguan GPS pada ratusan kapal setiap harinya. Analisis lalu lintas juga mencatat penurunan keseluruhan di Selat Hormuz dalam beberapa waktu terakhir.
Selat Hormuz, penghubung penting antara Teluk Persia dan Laut Arab, adalah jalur sempit namun krusial untuk pengiriman minyak dan gas global. Keterbatasan lebar selat memperparah dampak gangguan sinyal GPS, meningkatkan risiko bagi keselamatan kapal dan awaknya.
"Gangguan sinyal GPS menjadi masalah kritis bagi kapal," tegasnya. "Keselamatan awak kapal dan kapal adalah prioritas utama kami."
Kondisi keamanan yang tidak pasti di Selat Hormuz telah memicu kenaikan tarif asuransi dan angkutan laut. Tarif spot rata-rata telah meroket, dengan kenaikan signifikan pada rute dari Shanghai ke pelabuhan Khor Fakkan di Uni Emirat Arab, yang terletak di luar Selat Hormuz dan menjadi pusat transshipment penting.
"Kami melihat tarif naik dua kali lipat pada jalur tersebut," kata seorang pelaku industri. "Ketika tarif naik, akan lebih sulit untuk menurunkannya."
Berbeda dengan pengalihan rute di Laut Merah akibat serangan Houthi, kapal-kapal yang menuju pelabuhan di sekitar Selat Hormuz tidak memiliki alternatif lain. Pasar spot untuk VLCC (Very Large Crude Carrier), kapal pengangkut minyak mentah raksasa, juga mengalami lonjakan harga.
"Meskipun harga minyak belum naik, kami melihat harga VLCC telah naik," ungkapnya. "Kita masih harus menunggu dan melihat perkembangan selanjutnya."