Stockbitor! Mari kita telaah rangkuman performa pasar dan berita korporasi terkini.
Bank Mandiri ($BMRI) mencatatkan laba bersih bank only sebesar 4,5 triliun rupiah pada Mei 2025 (turun 2% YoY, naik 26% MoM). Dengan demikian, laba bersih selama lima bulan pertama 2025 menjadi 19,7 triliun rupiah (stabil YoY), relatif sesuai dengan perkiraan konsensus untuk laba bersih konsolidasi 2025 yang diproyeksikan datar (+0,3%) YoY.
Secara bulanan, kinerja BMRI menunjukkan peningkatan setelah periode Lebaran. Realisasi kinerja selama 5M25 mengindikasikan tren kinerja pada kuartal kedua 2025 tidak jauh berbeda dari kuartal pertama, kecuali ada perubahan signifikan pada kinerja bulan Juni.
Pendapatan Non-Bunga Lebih Unggul dari Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan Non-Bunga (Non-II) tumbuh +6% YoY pada Mei 2025, sehingga Non-II meningkat +13% YoY selama 5M25. Sementara itu, Pendapatan Bunga Bersih (NII) sedikit menurun -1% YoY pada Mei 2025 dan hanya tumbuh +4% YoY selama 5M25.
Kinerja NII yang kurang memuaskan terutama disebabkan oleh kenaikan signifikan pada beban bunga di tengah kondisi likuiditas yang ketat. Hal ini tercermin pada Margin Bunga Bersih (NIM) yang masih rendah pada Mei 2025, yaitu 4,39%, sehingga NIM selama 5M25 berada di level 4,45% (vs. 5M24: 4,86%; 1Q25: 4,46%). NIM selama 5M25 ini relatif lebih rendah dibandingkan panduan 2025 dari manajemen (setelah penyesuaian bank only vs. konsolidasi).
Jika dibandingkan dengan kuartal pertama 2025, pertumbuhan Non-II dan NII secara tahunan selama 5M25 tidak jauh berbeda. Selama kuartal pertama 2025, Non-II dan NII masing-masing tumbuh sebesar +15% YoY dan +6% YoY.
Laba Operasional Sebelum Provisi Cenderung Datar Akibat Kenaikan Biaya Operasional
Biaya operasional (opex) meningkat +6% YoY pada Mei 2025, sehingga opex selama 5M25 naik +22% YoY. Kenaikan ini mengkompensasi pertumbuhan pendapatan, sehingga Laba Operasional Sebelum Provisi (PPOP) cenderung datar (-1% YoY) baik pada Mei 2025 maupun selama 5M25.
Beban provisi naik +7% YoY pada Mei 2025, tetapi masih turun -6% YoY selama 5M25. Penurunan beban provisi ini tercermin pada Biaya Kredit (CoC) yang lebih rendah, yaitu di level 0,7% selama 5M25 (vs. 5M24: 0,87%), relatif lebih rendah dibandingkan panduan 2025 dari manajemen (setelah penyesuaian bank only vs. konsolidasi).
Kesimpulan Utama
Likuiditas masih menjadi tantangan utama, sehingga pelonggaran likuiditas berpotensi menjadi katalis positif bagi BMRI. Secara ekspektasi, tekanan kinerja sudah diantisipasi oleh pasar, di mana konsensus telah memangkas estimasi laba bersih konsolidasi 2025 sebanyak -3%/-9% dalam 3/6 bulan terakhir. Hingga Rabu (25/6), BMRI diperdagangkan pada valuasi 1,46x 1-Year Forward P/BV, hampir menyentuh -1 Standar Deviasi (1,42x) di bawah rata-rata historis 5 tahun. Pada level ini, BMRI menawarkan potensi dividend yield minimum ~7%.
Aksi Korporasi Terkini
- $HEAL: Entitas Hartono bersaudara, PT Dwimuria Investama Andalan, mengambil alih sekitar 559,2 juta saham treasuri Medikaloka Hermina dengan harga 1.875 rupiah per lembar, lebih tinggi sekitar +36,4% dibandingkan harga saham HEAL pada Rabu (25/6).
- $GGRM: Gudang Garam menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar 962 miliar rupiah atau 500 rupiah per saham, setara dividend yield 5,6% per Rabu (25/6).
- $CBDK: Bangun Kosambi Sukses berencana melakukan buyback saham dengan alokasi dana hingga 1 triliun rupiah pada periode 25 Juni–24 September 2025.
- $TOTL: Total Bangun Persada mencatatkan nilai kontrak baru sebesar 2,17 triliun rupiah selama 5M25 (+17,3% YoY), setara 43,4% dari target 2025.
- $SIMP: Lo Kheng Hong tercatat memiliki sekitar 778,86 juta (5,02%) saham Salim Ivomas Pratama.
- $BEST: Bekasi Fajar Industrial Estate menargetkan marketing sales lahan sebesar 600 miliar rupiah selama 2025, naik +48,1% YoY.
- $HOKI: Buyung Poetra Sembada menargetkan pertumbuhan penjualan setidaknya +10% YoY selama 2025.
Berita Pasar Lainnya
- China dan India memangkas impor batu bara termal dari Indonesia dan lebih memilih batu bara dengan nilai kalori tinggi dari negara lain.
- Pemerintah Indonesia berencana menerapkan peraturan baru yang mengharuskan platform e-commerce memungut pajak pendapatan penjualan dari para seller-nya.
- Sri Mulyani memperkirakan defisit APBN 2025 akan mencapai 2,5% dari PDB dan pemerintah berencana memberikan kebijakan tambahan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
- Bantuan subsidi upah (BSU) per 24 Juni 2025 baru disalurkan kepada 2,45 juta pekerja atau sekitar 14% dari total target penerima.
- PT PLN mencatatkan penjualan tenaga listrik tumbuh +6,17% YoY selama 2024 menjadi 17,78 TWh.
- PT Pertamina Patra Niaga mencatat penjualan bahan bakar minyak (BBM) tumbuh +5,6% YoY selama 2024 menjadi 105 juta kiloliter.
- Indoritel Makmur Internasional ($DNET) menyatakan rencana IPO Indomaret belum akan terealisasi pada 2025.