Harga Emas Terjun Bebas: Gencatan Senjata Redam Permintaan Aset Aman

Jakarta – Harga emas mengalami penurunan tajam, mencapai titik terendah dalam dua minggu terakhir, setelah adanya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran. Perdamaian ini mengurangi kebutuhan investor untuk mencari aset yang dianggap aman seperti emas. Kejadian ini cukup menarik, mengingat emas biasanya diuntungkan saat mata uang dolar AS melemah.

Pada hari Selasa (24 Juni 2025), harga emas dunia merosot 1,33% menjadi US$3.323,75 per troy ons, level terendah sejak 10 Juni 2025. Pada perdagangan hari Rabu (25 Juni 2025), hingga pukul 06.43 WIB, harga emas dunia di pasar spot kembali melemah tipis 0,03% di posisi US$3.322,80 per troy ons.

Analis dari ActivTrades, Ricardo Evangelista, menyatakan bahwa penurunan harga emas disebabkan oleh meningkatnya selera risiko pasar, seiring dengan harapan berakhirnya konflik di Timur Tengah. Meskipun demikian, ia meyakini harga emas tidak akan jatuh di bawah US$3.000 dalam waktu dekat, dengan level support yang kuat di US$3.300.

Selain sentimen perdamaian, pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, juga memengaruhi pergerakan harga emas. Powell mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga belum akan dilakukan dalam waktu dekat, menunggu kepastian mengenai dampak kebijakan tarif yang sedang dirancang. Kondisi suku bunga yang lebih tinggi cenderung kurang menguntungkan bagi emas, karena emas tidak memberikan imbal hasil.

Investor saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 57 basis poin pada akhir tahun ini. ANZ memprediksi harga emas akan berkonsolidasi sebelum kembali naik ke level US$3.600 per troy ons pada akhir tahun. Mereka juga memperkirakan harga emas akan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2025, diikuti oleh penurunan bertahap pada tahun 2026 seiring dengan perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya ketidakpastian perdagangan global.

Menariknya, penurunan harga emas terjadi saat indeks dolar AS terus melemah, mencapai titik terendah sejak Maret 2022, dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga merosot. Biasanya, kondisi ini akan mendukung harga emas, karena emas menjadi lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain dan karena emas tidak bersaing dengan imbal hasil obligasi. Namun, sentimen gencatan senjata dan kebijakan suku bunga tampaknya lebih dominan dalam mempengaruhi pergerakan harga emas saat ini.

Scroll to Top