Menteri ESDM Pertanyakan Kritik Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan keheranannya atas banyaknya protes yang muncul ketika Indonesia berupaya memanfaatkan kekayaan alamnya secara maksimal, termasuk membuka lahan hutan, demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Bahlil, praktik pengelolaan sumber daya alam serupa juga pernah dilakukan oleh negara-negara maju di masa lalu. Mereka pun, ujarnya, pernah melakukan eksploitasi sumber daya alam untuk mendukung pembangunan.

"Dulu, negara-negara lain saat masih berkembang memiliki banyak utang dan sumber daya alam. Mereka memaksimalkan sumber daya tersebut saat negara mereka belum semaju sekarang," ujar Bahlil dalam sebuah forum di Jakarta.

"Mereka memanfaatkan sumber daya alam mereka, membuka hutan, mengambil hasil tambang. Mungkin dampak lingkungannya saat itu tidak lebih baik dari yang kita lakukan sekarang," lanjutnya.

Bahlil kemudian mempertanyakan, apakah ada pihak yang memprotes negara-negara tersebut ketika mereka melakukan eksploitasi alam di masa lalu.

"Pertanyaan saya, siapa yang memprotes mereka saat itu? Sekarang, negara kita sebagai negara berkembang yang memiliki sumber daya alam, baru memulai untuk berpikir tentang nilai tambah, untuk menyejahterakan rakyat, untuk membangun, mengapa ada yang merasa terganggu? Apa motif di balik itu?" tanyanya.

Bahlil menegaskan bahwa setiap negara memiliki hak untuk mengelola sumber daya alamnya sendiri tanpa campur tangan asing. Ia berpendapat bahwa hal ini penting agar setiap negara memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kemajuan melalui cara masing-masing.

"Kedaulatan setiap negara di dunia harus dihormati. Tidak boleh ada negara yang merasa lebih berhak atau lebih kuat dari negara lain. Kita harus membangun pemahaman bahwa semua negara setara dalam mengelola sumber daya alam," pungkasnya.

Scroll to Top