Lapas Banyuwangi Gencarkan Tes HIV Mobile untuk Warga Binaan

Lapas Kelas IIA Banyuwangi semakin memperketat penjagaan kesehatan warga binaannya melalui program Mobile Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang dilaksanakan secara rutin. Inisiatif ini merupakan langkah proaktif untuk mendeteksi dini penyebaran HIV di dalam lingkungan lapas dan mencegah infeksi meluas di sistem pemasyarakatan.

Program Mobile VCT ini terlaksana berkat kolaborasi antara Lapas Banyuwangi dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi melalui Puskesmas Mojopanggung. Tujuannya adalah memberikan akses yang mudah bagi warga binaan untuk mendapatkan layanan tes HIV yang aman, terjangkau, dan informatif.

Kepala Lapas Banyuwangi menegaskan bahwa program ini sangat penting sebagai bagian dari sistem monitoring kesehatan internal. Dengan adanya Mobile VCT, deteksi dini terhadap warga binaan yang terpapar HIV dapat dilakukan, sehingga upaya pencegahan penularan lebih luas di dalam Lapas bisa segera diimplementasikan.

Selain pemeriksaan, warga binaan juga mendapatkan edukasi dari tenaga kesehatan Puskesmas Mojopanggung. Penyuluhan ini mencakup informasi tentang pentingnya pencegahan HIV/AIDS, pemahaman tentang penyakit tersebut, serta ajakan untuk menerapkan pola hidup sehat di lingkungan Lapas. Warga binaan juga mendapatkan konseling sebelum dan sesudah tes untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang HIV/AIDS.

Program ini tidak hanya fokus pada aspek medis, tetapi juga berupaya membangun kesadaran kolektif di kalangan warga binaan tentang pentingnya menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan. Sinergi antara Lapas dan Dinas Kesehatan ini menunjukkan komitmen nyata dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pidana.

Kegiatan Mobile VCT akan terus dilaksanakan secara berkala sebagai bagian dari program kesehatan berkelanjutan di Lapas Banyuwangi. Dengan intensifikasi Mobile VCT, diharapkan deteksi dini semakin optimal, pencegahan semakin efektif, dan kualitas hidup warga binaan bisa terus ditingkatkan meskipun dalam kondisi terbatas. Pendekatan kolaboratif antara lembaga pemasyarakatan dan layanan kesehatan publik sangat krusial dalam menanggulangi penyebaran penyakit menular.

Scroll to Top