Penurunan prestasi atlet Pelatnas PBSI dalam enam bulan terakhir memicu perdebatan, terutama mengenai peran psikolog. Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat, angkat bicara terkait isu ini.
Munculnya keinginan atlet tunggal putri, Komang Ayu Cahya Dewi, untuk mencari psikolog di luar Pelatnas mengindikasikan adanya kekurangan dalam penyediaan layanan psikolog di PBSI.
Taufik mempertanyakan apakah psikolog adalah satu-satunya solusi. Menurutnya, sinergi dari berbagai aspek diperlukan. Psikolog yang hebat pun tidak akan efektif jika latihan fisik atlet tidak memadai. Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh untuk menemukan akar masalah.
Taufik menjelaskan bahwa PBSI telah menyiapkan berbagai fasilitas, termasuk psikolog. Namun, mencari psikolog yang cocok dengan atlet bukanlah perkara mudah. Ada psikolog yang lebih cocok untuk pendekatan personal, ada pula yang lebih efektif untuk kelompok besar. Ia menekankan bahwa kecocokan antara atlet dan psikolog sangat penting. Memaksakan psikolog yang tidak cocok justru akan kontraproduktif.
Oleh karena itu, Taufik meminta para atlet untuk introspeksi diri, mengevaluasi teknik dan kondisi fisik mereka, selain mengharapkan bantuan dari psikolog.
Taufik mengungkapkan bahwa evaluasi lanjutan telah direncanakan pada Kamis, 26 Juni 2025 pukul 10.00 WIB. Sebelumnya, ia dan sebagian pelatih telah melakukan evaluasi setelah Indonesia Open 2025.
Namun, ia enggan membeberkan secara detail catatan penting dari penurunan performa atlet bulutangkis Indonesia. Ia mengakhiri wawancara dengan mengatakan, "Tidak mungkin kami buka semuanya."