Israel Kehabisan Amunisi Setelah 12 Hari Perang dengan Iran?

JAKARTA, KOMPAS.TV – Setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran, muncul laporan bahwa Israel menghadapi kekurangan amunisi signifikan akibat operasi militer selama 12 hari melawan Iran.

Menurut laporan, militer Israel, khususnya, kekurangan amunisi dalam jumlah yang cukup besar. Sumber tersebut menyebutkan bahwa persediaan senjata presisi dan rudal pertahanan Israel telah menipis secara drastis.

Laporan ini muncul di tengah gencatan senjata yang ditengahi, meskipun insiden serangan terbatas sempat terjadi. Pemerintah Israel belum memberikan komentar resmi mengenai laporan ini. Diketahui bahwa Israel menerima bantuan militer besar dari Amerika Serikat setiap tahunnya. Selama konflik, AS juga membantu Israel menghadapi serangan rudal Iran, termasuk melalui sistem pertahanan udara.

Sementara itu, Iran mengambil langkah signifikan terkait program nuklirnya. Parlemen Iran telah menyetujui rencana untuk menghentikan sebagian kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Inspektur IAEA hanya akan diizinkan memasuki fasilitas nuklir Iran dengan persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dan jaminan keamanan fasilitas.

Langkah ini merupakan respons terhadap serangan udara Israel dan AS yang menargetkan fasilitas nuklir Iran. Meskipun gencatan senjata berlaku, kedua belah pihak masih saling curiga.

Laporan tentang menipisnya persediaan senjata Israel dan langkah Iran membatasi akses IAEA berpotensi memicu kecurigaan internasional terkait niat masing-masing pihak. Analis memperingatkan bahwa perdamaian jangka panjang memerlukan komitmen transparan, terutama terkait program nuklir Iran dan agenda Israel.

Scroll to Top