Indonesia Diversifikasi Pasar Ekspor untuk Kurangi Dampak Tarif AS

Jakarta, CNN Indonesia — Pemerintah Indonesia berencana melakukan diversifikasi pasar ekspor ke Eropa dan Australia sebagai respons terhadap penerapan tarif dagang oleh Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk mengurangi potensi kerugian akibat penurunan ekspor ke AS. Pemerintah akan fokus pada peningkatan volume ekspor ke negara-negara mitra dagang lainnya.

"Sekitar 10 persen ekspor kita menuju Amerika. Oleh karena itu, kita berupaya meningkatkan kerjasama dengan mitra lain, termasuk Uni Eropa," ujar Airlangga dalam konferensi pers daring.

Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah mempercepat penyelesaian perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU CEPA). Perjanjian ini diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi produk-produk Indonesia untuk masuk ke pasar Eropa.

Selain Uni Eropa, pemerintah juga tengah menjajaki peluang ekspansi pasar ke negara-negara lain seperti Meksiko, Australia, dan negara-negara di Amerika Latin. Pembicaraan dengan Menteri Perdagangan Australia menunjukkan adanya potensi peningkatan penyerapan produk Indonesia oleh Australia.

Sebelumnya, Indonesia dikenakan tarif dagang sebesar 32 persen oleh AS, sebagai tambahan atas tarif 10 persen yang berlaku secara umum. Dengan tambahan tarif lainnya, beban tarif yang ditanggung Indonesia bisa mencapai 47 persen jika tidak ada revisi dari pihak AS. Meskipun AS menangguhkan penerapan tarif selama 90 hari, pemerintah Indonesia tetap berupaya mencari solusi alternatif untuk menjaga stabilitas ekspor nasional.

Scroll to Top