Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terbuka mengungkapkan ketidaksenangannya atas keberhasilan Zohran Mamdani, seorang politisi Muslim keturunan India, dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat untuk jabatan Walikota New York.
Kemenangan Mamdani ini membuka jalannya untuk menjadi kandidat Walikota New York dari Partai Demokrat dalam pemilihan yang akan diselenggarakan pada 5 November mendatang.
Trump, melalui platform media sosialnya, menyampaikan kecaman terhadap Mamdani. Ia bahkan menyebut politisi berusia 33 tahun itu sebagai "orang gila" dan menganggap Partai Demokrat telah bertindak terlalu jauh.
"Zohran Mamdani, seorang Komunis Gila 100 persen, baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan Demokrat dan berpeluang besar menjadi Walikota (New York)," tulis Trump di Truth Social.
"Kita sudah pernah memiliki politisi sayap kiri radikal sebelumnya, tetapi yang satu ini sudah kelewatan. Penampilannya sangat buruk, suaranya menyakitkan untuk didengar, dan dia tidak terlalu pintar," tambahnya.
Dalam perhitungan sementara dengan sebagian besar suara telah dihitung, Mamdani memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat dengan perolehan suara signifikan. Rival terdekatnya, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, tertinggal jauh di belakang.
Mamdani, yang telah menjadi anggota legislatif yang mewakili wilayah Astoria, Queens di Majelis Negara Bagian New York sejak 2021, mengkampanyekan sejumlah program progresif. Program itu termasuk transportasi bus kota gratis, pembekuan kenaikan sewa apartemen dengan harga terjangkau, dan pembukaan toko kebutuhan pokok yang dikelola pemerintah kota. Untuk mendanai rencana tersebut, ia mengusulkan kenaikan pajak yang signifikan bagi pelaku usaha dan kalangan kaya.
Selain karena oposisinya terhadap kebijakan Trump, terutama terkait imigrasi, Mamdani juga dikenal karena pandangan pro-Palestinanya yang kuat. Dukungan ini telah memicu kritik dari kelompok pro-Israel dan menjadikan kebijakan luar negeri sebagai isu penting dalam pemilihan walikota New York.
Mamdani bahkan menyatakan bahwa jika terpilih sebagai walikota, ia akan menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika berkunjung ke New York, mengacu pada surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Mamdani juga pernah memimpin seruan dukungan terhadap gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) dalam demonstrasi pro-Palestina.