Menulis artikel bersponsor memang menggoda, tapi integritas adalah aset yang tak ternilai harganya. Seorang penulis blog berbagi pengalaman pahitnya saat menerima tawaran artikel bersponsor dari sebuah perusahaan tambang nikel. Awalnya, proyek CSR perusahaan tersebut, berupa program kebun gizi untuk menanggulangi stunting, tampak menjanjikan dan selaras dengan tujuan pemerintah.
Namun, setelah artikel tayang, berita buruk mulai bermunculan. Perusahaan induk di China dikabarkan bangkrut, berdampak pada operasional di Indonesia. Masalah lingkungan dan ketidakadilan sosial pun kembali mencuat. Penulis merasa bersalah, khawatir tulisannya telah menjadi bagian dari propaganda, menutupi kerusakan lingkungan dengan iming-iming CSR.
Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga: jangan gadaikan nama baik demi keuntungan sesaat. Uang dari artikel tersebut tak sebanding dengan hilangnya kepercayaan pembaca dan prinsip pribadi. Meskipun artikel tersebut tidak bisa dihapus, penulis merasa perlu mengakui kesalahannya sebagai pertanggungjawaban moral.
Integritas penulis dibangun bertahun-tahun, tapi bisa hancur dalam sekejap. Ke depan, penulis berjanji akan lebih berhati-hati dan kritis sebelum menulis artikel bersponsor, terutama yang berkaitan dengan industri ekstraktif. Menulis adalah tanggung jawab, bukan sekadar memenuhi tenggat waktu. Kesalahan adalah kesempatan untuk kembali ke prinsip yang diyakini.