Mahasiswa Papua Edukasi Penggunaan Kondom di Tengah Lonjakan Kasus HIV-AIDS

Di tengah kekhawatiran akan meningkatnya kasus HIV-AIDS di Papua, mahasiswa Keperawatan Universitas Jayapura mengambil inisiatif dengan memberikan penyuluhan dan demonstrasi penggunaan kondom kepada mahasiswa di Jayapura.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diadakan di asrama mahasiswa Tambrauw yang sedang menempuh pendidikan di Jayapura. Lulu Rahmawati, salah seorang mahasiswa keperawatan, menjelaskan langkah-langkah penggunaan kondom yang benar.

"Buka kemasan kondom dengan hati-hati menggunakan tangan. Hindari penggunaan benda tajam seperti gigi, gunting, atau silet," jelas Lulu. "Setelah dibuka, pasang kondom di ujung penis hingga pangkal."

Setelah berhubungan seksual, kondom harus dilepas dengan benar dan dibuang ke tempat sampah. Lulu menekankan pentingnya mencuci tangan setelahnya.

Selain penggunaan kondom, edukasi juga difokuskan pada pencegahan HIV-AIDS dengan menghindari seks bebas dan tetap setia pada satu pasangan.

Mahasiswa semester 6 tersebut juga menjelaskan bahwa virus HIV-AIDS dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dalam waktu 3-4 bulan. Gejala yang mungkin timbul antara lain demam tinggi berkepanjangan, kehilangan nafsu makan, dan diare yang tak kunjung sembuh. Jika mengalami gejala-gejala ini, Lulu menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau Rumah Sakit.

Ricardo, mahasiswa lainnya, menjelaskan bahwa penularan HIV-AIDS dapat terjadi melalui berbagai cara, termasuk penggunaan jarum suntik bersama, seks bebas, penularan dari ibu hamil kepada janin, dan penularan melalui air susu ibu.

Bagi mereka yang telah terinfeksi HIV-AIDS, Ricardo menekankan pentingnya kontrol rutin di Puskesmas atau Rumah Sakit untuk mendapatkan edukasi dan mengonsumsi obat ARV secara teratur. "Dengan meminum obat ARV secara rutin, penderita HIV-AIDS dapat hidup normal dan sehat seperti orang sehat lainnya. Obat ini harus dikonsumsi seumur hidup," tambahnya.

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan peningkatan kasus HIV-AIDS yang signifikan. Pada tahun 2024, tercatat 21.129 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 18.471 kasus.

"Jumlah warga yang terinfeksi HIV/AIDS hingga Desember 2024 tercatat 21.129 orang tersebar di sembilan kabupaten dan kota di Provinsi Papua," jelas Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

Yang mengkhawatirkan, sebagian besar pengidap HIV-AIDS berada pada usia produktif. "Paling banyak yang terkena penyakit HIV-AIDS berusia 14-49 tahun di Papua mencapai 19.288 orang," ungkapnya.

Scroll to Top