Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi momok kesehatan di Indonesia. Data menunjukkan, sepanjang tahun 2024, ratusan ribu kasus DBD terjadi dengan ribuan korban jiwa. Situasi ini mendorong pemerintah untuk mengambil langkah cepat dan strategis, salah satunya melalui perluasan program vaksinasi.
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menjadi salah satu fokus utama. Daerah ini mencatat angka kasus DBD yang signifikan, mendorong pemerintah daerah untuk menggalakkan sosialisasi dan pelaksanaan vaksinasi. Bupati Kutai Kartanegara menegaskan pentingnya pendekatan komprehensif, menggabungkan edukasi, pengendalian vektor, dan perlindungan melalui vaksinasi. Target awal vaksinasi adalah ribuan anak sekolah dasar di Kecamatan Tenggarong.
Pemerintah pusat memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Strategi Nasional Penanggulangan Dengue menjadi landasan kuat menuju target ambisius: nol kematian akibat DBD pada tahun 2030. Kementerian Kesehatan sedang menyusun rencana aksi lanjutan untuk memperkuat implementasi strategi ini di seluruh daerah.
Program vaksinasi dengue diperluas ke wilayah-wilayah dengan beban kasus tinggi, termasuk Kutai Kartanegara. Langkah ini menindaklanjuti keberhasilan program serupa di Balikpapan dan Samarinda, di mana cakupan vaksinasi mencapai hampir 100% dan tidak ditemukan kasus infeksi pada anak-anak yang telah divaksin.
Meskipun vaksinasi adalah langkah penting, pengendalian vektor melalui Gerakan 3M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik tetap menjadi kunci. Pendekatan holistik, yang melibatkan edukasi lintas sektor, dinilai penting untuk memastikan upaya pencegahan berdampak signifikan. Perlu diingat, hingga saat ini belum ada obat khusus untuk DBD, sehingga pencegahan adalah strategi terbaik.
Inisiatif yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dapat menciptakan perlindungan yang lebih kuat dan berkelanjutan terhadap ancaman DBD. Vaksinasi dengue menjadi salah satu pilar utama dalam upaya mencapai Indonesia bebas kematian akibat DBD pada tahun 2030.
