KTT NATO di Den Haag: Komitmen Pertahanan Baru dengan Tantangan

KTT NATO di Den Haag baru saja usai dengan menghasilkan deklarasi penting mengenai peningkatan anggaran pertahanan. Para sekutu sepakat untuk mengalokasikan 5% dari PDB mereka untuk pertahanan, terbagi antara belanja pertahanan keras dan investasi terkait pertahanan lainnya. Meskipun disambut dengan antusiasme oleh Presiden AS Donald Trump, kesepakatan ini tidak sepenuhnya mulus.

Detail Deklarasi: Anggaran Pertahanan 5%

Deklarasi tersebut merinci alokasi anggaran 5% PDB, dengan minimal 3,5% untuk belanja pertahanan keras seperti pembelian senjata, dan maksimal 1,5% untuk investasi pendukung seperti peningkatan mobilitas militer dan keamanan siber. Komposisi ini akan dievaluasi ulang dalam empat tahun mendatang.

Penolakan dan Keberatan

Spanyol, Slovakia, dan Belgia menunjukkan resistensi terhadap target ini. Spanyol, dengan anggaran pertahanan yang sudah rendah, merasa sulit untuk mencapai target 5% karena gejolak politik internal. Perdana Menteri Pedro Sanchez meminta pengecualian, berpendapat bahwa 2% sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan NATO. Slovakia juga menolak, mengutamakan prioritas lain selain pengadaan senjata. Belgia, meski tidak secara terbuka menolak, berusaha mencari fleksibilitas untuk mengurangi beban kontribusinya.

Polandia, yang berencana meningkatkan anggaran pertahanannya secara signifikan, tidak senang dengan adanya negara yang menyimpang dari prinsip yang disepakati.

Komitmen AS dan Pasal 5

Di tengah kesepakatan anggaran, kekhawatiran mengenai komitmen AS terhadap Pasal 5, klausul pertahanan bersama NATO, tetap menjadi perhatian. Meskipun Presiden Trump awalnya menyatakan adanya "berbagai definisi" mengenai Pasal 5, ia kemudian meyakinkan sekutu bahwa AS sepenuhnya mendukung mereka.

Sekjen NATO Mark Rutte menegaskan bahwa AS berkomitmen penuh terhadap NATO. Deklarasi KTT juga menegaskan kembali "komitmen kokoh" terhadap pertahanan kolektif sebagaimana diatur dalam Pasal 5: serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semua.

Masa Depan NATO: Peran AS dan Eropa

Ada potensi perubahan dalam postur kekuatan global AS, yang bisa berarti pengurangan kehadiran militer di Eropa. Negara-negara Eropa diharapkan dapat mengisi kekosongan tersebut. Diskusi mengenai kompensasi bagi Eropa atas potensi pengurangan pasukan AS telah dimulai, termasuk kemungkinan penempatan lebih banyak senjata nuklir di negara-negara sekutu sebagai bentuk pencegahan.

Scroll to Top