Jakarta – Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) terkait potensi serangan balasan jika Iran kembali menjadi target agresi. Pernyataan ini disampaikan pasca-gencatan senjata, menegaskan bahwa Iran tidak akan tunduk pada tekanan.
Khamenei menyatakan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk menyerang pangkalan militer AS yang berlokasi di wilayah Timur Tengah sebagai respons terhadap agresi. "Republik Islam Iran memiliki jangkauan ke berbagai pangkalan militer AS di kawasan ini dan siap untuk membalas kapan pun diperlukan," tegas Khamenei. Dia menambahkan bahwa konsekuensi bagi penyerang akan sangat berat jika Iran kembali diserang.
Pernyataan ini juga menanggapi tuntutan Presiden AS Donald Trump yang meminta Iran untuk ‘menyerah tanpa syarat’ kepada AS dan sekutunya, Israel. Khamenei menegaskan bahwa Iran telah menghadapi permusuhan dari AS sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979, termasuk sanksi yang diberlakukan dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia, hak perempuan, dan program nuklir.
Meskipun menghadapi tekanan sanksi yang berat, Iran tetap teguh dan menjadi kekuatan yang signifikan di dunia. Khamenei meyakini bahwa tekanan dari Trump tidak akan membuat Iran menyerah. Sebaliknya, AS harus menyadari bahwa sikap mereka dapat memicu konflik yang lebih besar dalam situasi geopolitik saat ini.
"Dalam pernyataannya, dia [Donald Trump] mengungkapkan kebenaran, dia menunjukkan sikapnya yang sebenarnya," ujar Khamenei, menekankan bahwa tujuan akhir AS adalah membuat Iran menyerah. Dia membandingkan dengan pemerintahan AS sebelumnya yang menggunakan berbagai alasan untuk menutupi tujuan yang sama, yaitu memaksa Iran untuk tunduk.