Israel terus bersiap untuk menyerang Iran jika perundingan nuklir dengan Amerika Serikat menemui jalan buntu. Dukungan Amerika Serikat berupa bom-bom canggih, termasuk bom penghancur bunker dan JDAM, menjadi sinyal serius di tengah ketegangan yang meningkat.
Merespons ancaman tersebut, Iran berupaya meyakinkan publik akan kekuatan pertahanan udaranya, meskipun sempat mengalami serangan udara mematikan dari Israel pada Oktober lalu. Komandan Pasukan Pertahanan Udara Iran menegaskan bahwa pasukannya lebih siap dari sebelumnya dan dalam kondisi siaga tempur tinggi.
Pada Oktober lalu, Israel melancarkan serangan udara yang diklaim menghancurkan target strategis Iran, termasuk sistem rudal pertahanan udara S-300 buatan Rusia. Serangan serupa kembali terjadi di Isfahan pada April 2024, menargetkan radar S-300.
Iran berusaha meremehkan dampak serangan tersebut. Media Iran bahkan memamerkan peluncur S-300 dalam latihan pertahanan udara pada Februari, mengintegrasikannya dengan sistem Bavar-373 buatan dalam negeri yang diklaim setara dengan S-300.
Meskipun mengakui kerusakan pada sistem "pertahanan anti-balistik" akibat serangan Israel, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran mengklaim bahwa kerusakan tersebut telah diperbaiki sepenuhnya dan pertahanan udara Iran berada pada puncak kesiapan.
Kunjungan sejumlah pejabat militer senior Rusia ke Iran pada tahun 2024, termasuk pakar rudal pertahanan udara, menimbulkan spekulasi tentang bantuan Rusia dalam memperbaiki S-300. Selain itu, Rusia dilaporkan mulai mengirimkan radar dan peralatan pertahanan udara ke Iran pada Agustus tahun lalu.
Para ahli menduga bahwa insinyur Iran mungkin telah menemukan cara untuk mengintegrasikan radar Bavar-373 dengan peluncur S-300. Serangan Israel yang diluncurkan dari jarak jauh kemungkinan hanya menargetkan radar sistem, sehingga komponen lain seperti peluncur tetap utuh.
Sistem S-300 terdiri dari radar pencegat, radar akuisisi peringatan dini, kendaraan peluncur, serta komando dan kontrol. Integrasi dengan Bavar-373 memungkinkan penggunaan komponen yang masih berfungsi atau bahkan rudal yang lebih tua.
Analisis menunjukkan bahwa pertahanan udara Iran mengalami kerusakan signifikan, terutama pada radar S-300. Kunjungan pejabat Rusia mengindikasikan kerja sama militer yang kuat, meskipun tingkat dan cakupan bantuan tersebut masih belum pasti.
Iran menunjukkan minat besar dalam mengintegrasikan Bavar-373 dengan S-300 untuk meningkatkan redundansi pertahanan udara. Jika S-300 rusak, Bavar-373 dapat menggantikannya atau digunakan dalam kombinasi.
Sistem pertahanan udara Iran adalah sistem berlapis dengan berbagai sistem yang terkoordinasi untuk menghadapi target dengan ukuran berbeda pada ketinggian dan jangkauan yang berbeda. Integrasi komando dan kendali di berbagai sistem selalu menjadi opsi.
Meskipun integrasi ini dapat meningkatkan kemampuan Iran, efektivitasnya dalam kondisi dunia nyata masih dipertanyakan. Kemampuan aktual Bavar-373 juga belum teruji dalam pertempuran, dan ketahanannya terhadap rudal balistik musuh masih belum jelas.
Secara keseluruhan, kondisi pertahanan udara Iran saat ini, terutama dengan integrasi Bavar-373, mempersulit potensi operasi militer Israel atau gabungan AS-Israel yang ditujukan ke fasilitas nuklir Iran. Hibridisasi sistem lama seperti S-300 dengan Bavar-373 dapat memberikan Iran pertahanan berlapis yang menciptakan tantangan operasional bagi kekuatan penyerang mana pun.