TEHERAN – Kementerian Intelijen Iran mengumumkan eskalasi signifikan dalam perang rahasia melawan tiga badan intelijen asing terkemuka: Mossad Israel, CIA Amerika Serikat, dan MI6 Inggris. Pertempuran tersembunyi ini melibatkan pengumpulan informasi sensitif dan strategis melalui jaringan intelijen khusus.
Fokus utama pengawasan Iran adalah pada aktivitas terkait negosiasi nuklir tidak langsung dan perilaku pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump. Hasil analisis intelijen yang akurat secara rutin diberikan kepada para pemimpin tertinggi Iran, memberikan wawasan penting tentang pergerakan musuh regional dan internasional.
Pengumuman ini muncul setelah Mossad mengeluarkan pernyataan yang jarang terjadi, memuji keberhasilan operasi terhadap Iran. Mossad mengklaim bahwa serangan udara selama 12 hari telah secara signifikan menetralisir ancaman Iran, yang telah mengancam keamanan Israel selama beberapa dekade. Mossad juga berterima kasih kepada CIA atas kerjasamanya yang membantu mewujudkan operasi tersebut.
Senada dengan itu, CIA merilis pernyataan yang mengindikasikan bahwa program nuklir Iran telah mengalami kerusakan parah akibat serangan terarah baru-baru ini. Penilaian ini didukung oleh intelijen baru dari sumber yang dapat diandalkan, yang menunjukkan bahwa fasilitas nuklir utama Iran telah dihancurkan dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali.
Detail lebih lanjut tentang operasi tersebut mengungkapkan bahwa Mossad memainkan peran penting dalam Operasi Rising Lion, dengan menyelundupkan pesawat tak berawak (drone) penyerang ke Iran melalui berbagai metode, termasuk truk, kontainer pengiriman, dan koper. Agen Mossad kemudian mengumpulkan peralatan dan membagikannya kepada tim yang mempersiapkan drone untuk digunakan di dalam negeri. Drone ini digunakan untuk menghancurkan sistem pertahanan udara dan peluncur rudal permukaan-ke-permukaan yang ditujukan ke Israel, memberikan superioritas udara kepada pesawat Israel.
Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir menggambarkan operasi itu sebagai keberhasilan definitif, dan mengungkapkan bahwa pasukan komando Israel beroperasi di Iran selama operasi tersebut. Kerusakan pada program nuklir Iran dinilai sebagai pukulan sistemik, bukan hanya pukulan lokal.