Zelensky Klaim China Pasok Senjata ke Rusia, Ungkap Bukti Kerja Sama Produksi

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melontarkan tuduhan serius bahwa China telah memasok persenjataan ke Rusia, termasuk mesiu dan artileri. Lebih lanjut, Zelensky menuding adanya keterlibatan perwakilan China dalam proses produksi senjata di wilayah Rusia.

Pernyataan ini disampaikan Zelensky dengan merujuk pada laporan dari badan keamanan dan intelijen Kyiv. Pihaknya menyatakan siap memaparkan bukti rinci mengenai tuduhan tersebut dan berencana membagikan dokumentasi pendukung dalam waktu dekat.

"Kami akhirnya menerima informasi bahwa China memasok senjata ke Federasi Rusia," tegas Zelensky. "Kami yakin perwakilan China terlibat dalam produksi sejumlah senjata di wilayah Rusia. Kami melihat kerja sama antara kedua negara di area ini, dan kita harus mengakui hal itu sedang terjadi."

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak China terkait klaim tersebut. Namun, Beijing secara konsisten membantah tudingan mempersenjatai Rusia untuk digunakan dalam konflik di Ukraina.

Sebelumnya, Ukraina sempat mengarak dua tawanan perang warga negara China yang mendukung Rusia di depan media, tindakan yang dinilai melanggar hukum humaniter internasional. Kedua warga China tersebut ditangkap oleh pasukan Ukraina saat berperang di pihak Rusia di wilayah Donestk. Zelensky mengklaim bahwa terdapat sekitar 155 warga negara China yang ikut berperang mendukung Rusia.

Di sisi lain, Zelensky menyoroti perubahan taktik Rusia dalam serangan. Meskipun serangan terhadap fasilitas energi Ukraina berkurang, Rusia justru meningkatkan serangan terhadap infrastruktur sipil. Menurut Zelensky, jumlah rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan Rusia ke Ukraina tetap sama seperti sebelumnya, hanya saja targetnya yang berbeda.

"Mereka mengurangi serangan mereka terhadap [fasilitas] energi. Itu fakta. Tetapi saya ingin kita memperhatikan hal ini—Rusia tidak mengurangi jumlah serangan, itu strateginya, dengan mengurangi [serangan terhadap fasilitas] energi, mereka menyerang infrastruktur sipil lainnya," jelasnya.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menuduh Ukraina mengabaikan gencatan senjata energi. Beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB mendesak Rusia untuk menyetujui gencatan senjata penuh dan tanpa syarat.

Scroll to Top