Jakarta – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melontarkan serangan pedas terhadap calon Wali Kota New York dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani, melalui platform media sosialnya.
Kemenangan Mamdani dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, yang mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, tampaknya memicu amarah Trump.
Dalam unggahannya, Trump menyebut Mamdani sebagai "komunis gila" dan meremehkan penampilan serta kemampuan intelektualnya. Namun, apa sebenarnya yang melatarbelakangi kebencian Trump terhadap politisi muda tersebut?
Penolakan terhadap Agresi Israel
Salah satu alasan utama ketidaksukaan Trump kemungkinan adalah sikap vokal Mamdani terhadap agresi Israel di Gaza, Palestina. Mamdani bahkan pernah menuduh Israel melakukan genosida.
Sebagai pendukung gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap produk-produk yang terkait dengan Israel, pandangan Mamdani jelas bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS yang selama ini mendukung erat Israel.
Kesiapan Menangkap Netanyahu
Mamdani juga pernah berjanji akan menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika ia berkunjung ke New York, dengan alasan bahwa kota tersebut menjunjung tinggi hukum internasional.
Di bawah pemerintahan Trump, AS menunjukkan sikap yang lebih akomodatif terhadap Netanyahu, bahkan terlibat dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran saat negara itu berseteru dengan Israel.
Dukungan dari Kelompok Progresif
Faktor lain yang mungkin memperburuk hubungan Trump dengan Mamdani adalah dukungan yang diterima Mamdani dari kelompok-kelompok progresif.
Trump, yang dikenal dengan pandangan konservatif, populis, dan ultranasionalisnya, sering kali mencemooh ideologi liberal dan progresif, serta menuduh lawan-lawannya sebagai "kiri gila" atau komunis. Ia juga kerap mengkritik kebijakan progresif, terutama yang berkaitan dengan isu imigrasi.