Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, menyampaikan pidato publik pertamanya sejak 19 Juni 2025, menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah menyerah kepada Amerika Serikat. Pernyataan ini muncul setelah 12 hari pertempuran dengan Israel, yang mencapai puncaknya ketika Iran menyerang pangkalan militer AS di Qatar, menyusul keterlibatan AS dalam serangan Israel.
Khamenei dengan tegas menolak klaim Presiden AS saat itu, Donald Trump, bahwa Amerika Serikat hanya akan menerima penyerahan diri Iran. "Kejadian seperti itu tidak akan pernah terjadi," ujarnya.
Pidato tersebut juga menyinggung laporan yang berbeda-beda di AS mengenai kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan AS terhadap fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan selama konflik. Meskipun Trump mengklaim bahwa serangan tersebut telah "melenyapkan" fasilitas nuklir Iran, Khamenei menyatakan bahwa Trump telah "melebih-lebihkan" dampaknya.
"Serangan AS tidak memperoleh apa pun yang signifikan terhadap fasilitas nuklir Iran," tegas Khamenei. Ia juga menambahkan bahwa Iran telah memenangkan pertempuran dan memberikan "tamparan keras pada wajah Amerika" melalui serangan rudal terhadap pangkalan udara AS di Qatar, yang tidak menimbulkan korban jiwa.
Dalam pidatonya, Khamenei memberikan pujian kepada angkatan bersenjata Iran atas keberhasilan mereka. Sementara itu, warga Iran yang sempat mengungsi dari Teheran selama perang mulai kembali ke kota.
Namun, dilaporkan terdapat kecemasan di antara masyarakat Iran mengenai efektivitas sistem pertahanan udara negara tersebut. Banyak yang merasa bahwa Iran mungkin lebih rentan terhadap potensi serangan lanjutan dari AS dan Israel.