Pemerintah Kota Palembang tengah berupaya keras menanggulangi penyebaran Tuberkulosis (TBC) yang telah menjangkiti sekitar 8.000 warganya. Penyakit menular ini menjadi perhatian utama, selain penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD).
TBC, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, menular melalui percikan dahak saat batuk, bersin, atau berbicara.
Walikota Palembang menekankan pentingnya pendataan dan upaya pencegahan TBC kepada Dinas Kesehatan (Dinkes). Data menunjukkan Sumatera Selatan, termasuk Palembang, memiliki angka kasus TBC yang tinggi. Sepanjang tahun 2024, tercatat 23.420 pasien TBC di Sumsel, dengan 7.533 kasus berasal dari Palembang.
Dinkes Palembang menjelaskan bahwa satu orang positif TBC berpotensi menularkan penyakit kepada satu orang lainnya. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan tuntas menjadi kunci untuk memutus rantai penularan.
Kelompok perokok memiliki risiko penularan TBC yang lebih tinggi karena fungsi paru-paru mereka yang sudah menurun. Gejala TBC yang mudah dikenali adalah batuk berkepanjangan yang tidak kunjung sembuh, penurunan berat badan, sesak napas, demam, dan meriang. Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.
Diperkirakan, lebih dari 8.000 orang di Palembang terinfeksi TBC setiap tahunnya. TBC adalah penyakit kronis yang dapat menyebabkan kematian secara perlahan. Pasien positif TBC, dalam kurun waktu 2-5 tahun, dapat mengalami kurus kering, sesak napas, dan batuk berkelanjutan.
Deteksi dini sangat penting karena pasien positif TBC dapat sembuh dengan pengobatan yang tepat menggunakan antibiotik selama minimal 6 bulan.
Kasus TBC yang tinggi di Palembang disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri dan stigma negatif terhadap pasien TBC. Masyarakat golongan menengah ke bawah seringkali dianggap lebih rentan terhadap penyakit ini.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Palembang berupaya menekan jumlah pasien melalui program cek kesehatan gratis di 42 puskesmas. Pemeriksaan dan pemberian obat, termasuk tes cepat molekuler (TCM), diberikan secara gratis. Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan penularan TBC.