Slovenia menyatakan kekecewaannya atas lambatnya respons Uni Eropa (UE) terhadap memburuknya tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza. Perdana Menteri Robert Golob secara terbuka mengkritik beberapa negara anggota UE yang dianggap lebih mementingkan kepentingan nasional dibandingkan perlindungan hak asasi manusia warga Palestina.
Dalam pernyataan yang disampaikan di sela-sela pertemuan puncak UE di Brussels, PM Golob memperingatkan bahwa Slovenia, bersama dengan negara-negara yang sepaham, akan mengambil tindakan sendiri jika UE tidak menunjukkan langkah konkret dalam dua minggu mendatang untuk mengatasi krisis di Gaza.
"Jika UE tidak mengambil langkah nyata dalam waktu dekat, Slovenia dan negara-negara yang memiliki pandangan serupa akan terpaksa mengambil tindakan masing-masing," tegas Golob.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa UE harus melampaui sekadar pernyataan solidaritas simbolis. Menurutnya, sudah saatnya UE memberikan tekanan yang nyata kepada pemerintah Israel.
Krisis di Gaza telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, dan telah menyebabkan dampak yang mengerikan bagi warga sipil, termasuk tingginya angka kematian, kelaparan, kerusakan infrastruktur, dan pengungsian paksa. Situasi ini telah memicu seruan internasional untuk segera mengakhiri kekerasan dan memberikan bantuan kemanusiaan yang memadai bagi para korban.