Harga Emas Anjlok: Sentimen Pasar Global Membaik Tekan Aset Safe Haven

Jakarta, Indonesia – Harga emas mengalami penurunan signifikan dalam perdagangan terakhir pekan ini, melanjutkan tren pelemahan yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir. Penurunan ini terjadi di tengah sentimen pasar global yang membaik, sebuah perkembangan yang kurang menguntungkan bagi aset safe haven seperti emas.

Pada penutupan perdagangan Jumat (27 Juni 2025), harga emas berada di US$ 3.272,99 per troy ons, merosot sebesar 1,65%. Secara kumulatif, dalam sepekan terakhir, harga emas dunia telah terkoreksi sebesar 2,82%. Sejak 13 Juni, emas terus mengalami tekanan jual, dengan kenaikan yang terjadi hanya bersifat sementara dan tipis.

Membaiknya sentimen pasar global menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Sebagai aset safe haven, emas biasanya menjadi pilihan utama investor saat ketidakpastian dan risiko di pasar meningkat.

"Perlambatan tensi geopolitik mendorong investor untuk merealisasikan keuntungan, mengingat berkurangnya kekhawatiran akan konflik besar dengan China dan perkembangan di Timur Tengah," ujar seorang ahli strategi pasar senior.

Sentimen positif di pasar global didorong oleh sejumlah faktor, termasuk potensi gencatan senjata antara Israel dan Iran, indikasi meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta penurunan inflasi di AS.

Investor saat ini mencermati perkembangan di Timur Tengah, terutama kelanjutan perjanjian gencatan senjata antara Iran dan Israel. Selain itu, kesepakatan perdagangan antara AS dan China terkait pengiriman logam tanah jarang ke AS dipandang sebagai sinyal positif oleh pasar, semakin membebani harga emas.

Kesepakatan ini tercapai sebelum tenggat waktu yang ditetapkan, mengakhiri masa penangguhan tarif "timbal balik" yang sebelumnya diterapkan. Lebih lanjut, Menteri Keuangan AS mengindikasikan potensi penyelesaian kesepakatan dagang dengan mitra dagang utama AS sebelum libur Hari Buruh.

Data terbaru menunjukkan bahwa pendapatan dan belanja konsumen di AS mengalami kontraksi sebesar 0,1% pada bulan Mei. Meskipun tarif belum berdampak signifikan pada pertumbuhan harga, inflasi, khususnya inflasi konsumsi personal (PCE), masih berada di atas target tahunan 2% yang ditetapkan oleh The Fed. Inflasi PCE mencapai 2,3% (year-on-year/yoy), sementara PCE inti berada di 2,7% (yoy) pada Mei 2025.

Sentimen konsumen mengalami perbaikan pada bulan Juni, naik menjadi 60,7 dari 52,2 pada bulan Mei. Pasar keuangan saat ini memperkirakan peluang sebesar 76% bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya pada bulan September. Sementara itu, proyeksi FedWatch menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga terjadi secepatnya pada bulan Juli hanya sebesar 19%.

Stabilitas kondisi geopolitik dan ekonomi mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven, mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih berisiko. Selain itu, tingkat suku bunga yang tinggi membuat emas kurang diminati karena sifatnya yang tidak memberikan imbal hasil.

Scroll to Top