PATI, Angka pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Pati menunjukkan tren mengkhawatirkan. Data terbaru dari Rumah Matahari Pati mencatat ratusan kasus yang memerlukan perhatian serius.
Koordinator Rumah Matahari Pati mengungkapkan, sejak tahun 2011, organisasi ini aktif memberikan pendampingan kepada individu yang terinfeksi HIV/AIDS. Hingga Juni 2025, tercatat sebanyak 926 kasus yang telah didampingi.
"Data yang kami himpun hingga Juni 2025 menunjukkan ada 926 kasus yang membutuhkan pendampingan," ujarnya.
Dari total kasus tersebut, saat ini hanya 550 kasus yang masih aktif dalam pendampingan. Faktor-faktor seperti perpindahan domisili, penghentian pengobatan, dan kematian menjadi penyebab berkurangnya jumlah kasus yang didampingi.
"Dari 926 kasus, 550 orang secara rutin mengonsumsi obat. Sisanya disebabkan oleh kepindahan ke luar kota, penghentian pengobatan, dan beberapa kasus kematian," jelasnya.
Kasus HIV/AIDS ini terdeteksi melalui layanan kesehatan yang kemudian dirujuk ke Rumah Matahari untuk pendampingan lebih lanjut.
"Ketika rumah sakit, puskesmas, atau layanan kesehatan lainnya menemukan kasus, rujukan disampaikan ke Rumah Matahari," tambahnya.
Data menunjukkan bahwa kasus-kasus tersebut tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pati. Namun, dua kecamatan menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, yaitu Juwana dan Pati.
Analisis Rumah Matahari mengidentifikasi beberapa faktor penyebab HIV/AIDS di berbagai wilayah. Di Pati Selatan, faktor perantauan menjadi penyebab utama. Sementara di Pati Utara, banyak kasus terkait dengan pekerja seks. Di Pati Tengah, gaya hidup menjadi faktor dominan dalam penyebaran HIV/AIDS.