Perang Israel-Iran 2025: Trauma dan Gencatan Senjata Rapuh

Konflik bersenjata selama 12 hari antara Israel dan Iran meninggalkan kehancuran, trauma mendalam, dan harapan tipis akan perdamaian melalui gencatan senjata. Pertempuran ini telah mengguncang stabilitas global.

Awal mula konflik terjadi ketika Israel melancarkan serangan ke wilayah Iran pada 13 Juni 2025. Serangan rudal Israel menghantam berbagai bangunan di Teheran, memicu respons keras dari Iran dengan ratusan rudal yang dikirimkan ke Israel. Kedua negara mengalami kerugian jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan.

Serangan Israel menargetkan situs nuklir Iran di Teheran, bahkan dikabarkan menewaskan komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami. Iran membalas dengan meluncurkan ratusan rudal ke Israel, yang diarahkan ke wilayah-wilayah strategis. Sirene peringatan serangan udara meraung di Yerusalem, menandakan intensitas konflik yang meningkat.

Upaya diplomatik akhirnya membuahkan hasil dengan tercapainya gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump. Kabinet keamanan Israel mendukung usulan ini, dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan berakhirnya perang 12 hari yang "dipaksakan oleh Israel."

Meskipun gencatan senjata telah disepakati, situasinya masih sangat rapuh. Pemerintah Israel mengklaim telah mencapai semua tujuan Operasi Rising Lion, termasuk menghilangkan ancaman dari program nuklir dan balistik Iran. Mereka juga bersumpah untuk menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran gencatan senjata. Di sisi lain, Iran menyatakan bahwa mereka telah "memaksa" Israel untuk mundur secara sepihak.

Konflik ini meninggalkan bekas luka yang mendalam di kedua negara. Bangunan-bangunan hancur, rumah-rumah penduduk rusak parah, dan trauma psikologis melanda masyarakat. Meskipun gencatan senjata telah disepakati, masa depan hubungan Israel-Iran masih belum pasti. Iran menyatakan kesiapannya untuk kembali berunding dengan Amerika Serikat.

Perang 12 hari ini menjadi pengingat akan bahaya konflik regional dan pentingnya upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

Scroll to Top