Teheran mengambil langkah tegas dengan melarang Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, untuk memasuki wilayah Iran. Selain itu, Iran juga menolak pemasangan kamera pengawas oleh IAEA di fasilitas-fasilitas nuklirnya.
Keputusan ini diumumkan oleh pejabat tinggi Iran, yang menyatakan bahwa langkah tersebut diambil menyusul meningkatnya ketegangan antara Iran dan IAEA terkait isu pengawasan dan transparansi. Situasi ini diperburuk dengan adanya konfrontasi militer antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat baru-baru ini.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) oleh parlemen Iran yang memutuskan untuk menghentikan sementara kerjasama dengan IAEA.
Ketegangan ini mencapai puncaknya dalam perang singkat selama 12 hari antara Iran dan Israel, yang dimulai dengan serangan mendadak Israel terhadap fasilitas nuklir Iran dan pembunuhan tokoh-tokoh penting di bidang militer dan nuklir Iran. Konflik ini mengakibatkan ratusan korban jiwa dan ribuan luka-luka di kedua belah pihak, sebelum akhirnya diakhiri dengan gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat.