Kutu, hewan kecil yang sering dianggap remeh, ternyata bisa menjadi ancaman kesehatan serius. Melalui gigitannya, kutu dapat menularkan berbagai penyakit berbahaya kepada manusia. Bagaimana ini bisa terjadi? Kutu menghisap darah hewan yang terinfeksi bakteri, virus, atau parasit penyebab penyakit. Kemudian, saat mereka menghisap darah manusia, patogen tersebut dapat masuk ke tubuh inang baru.
Di Amerika Serikat saja, tercatat ada setidaknya 17 jenis penyakit yang ditularkan oleh berbagai spesies kutu. Penyakit Lyme, infeksi bakteri yang menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan ruam kulit, menjadi yang paling umum, mencakup hampir 80% dari seluruh kasus.
Selain penyakit Lyme, gigitan kutu juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti babesiosis (infeksi parasit pada sel darah merah), tularemia (penyakit bakteri yang berpotensi serius), anaplasmosis (infeksi bakteri dengan gejala mirip flu), dan sindrom Alpha-gal (alergi langka terhadap daging merah).
Persentase kutu yang membawa patogen bervariasi, antara 0 hingga 50 persen, tergantung pada lokasi geografis. Beberapa patogen, seperti virus Powassan, dapat ditularkan hanya dalam 15 menit setelah kutu menempel. Namun, untuk menularkan penyakit Lyme, kutu perlu menempel selama beberapa jam, bahkan lebih dari 24 jam.
Kutu tidak terbang atau melompat, melainkan menempel di vegetasi dan menunggu inang lewat. Ketika inang (manusia atau hewan) lewat, kutu akan berpindah dan merangkak mencari lokasi yang cocok untuk menempel dan menggigit.
Kutu dapat bersembunyi di berbagai bagian tubuh, terutama di area yang hangat dan lembap seperti lipatan kulit atau tempat pakaian menempel pada kulit. Survei menunjukkan bahwa paha, pinggang, perut, dan selangkangan menjadi lokasi favorit kutu pada manusia dewasa. Pada anak-anak, kutu cenderung menggigit di sekitar kepala dan leher karena mereka lebih sering bermain di rumput.
Cara Mencegah Gigitan Kutu:
- Mandi atau bilas tubuh dalam waktu dua jam setelah beraktivitas di luar ruangan (mendaki, berkebun, dll.). Ini membantu menemukan dan membersihkan kutu yang mungkin menempel.
- Periksa tubuh secara menyeluruh dengan cermin, termasuk ketiak, pusar, telinga, dan rambut. Minta bantuan orang lain untuk memeriksa area yang sulit dijangkau.
- Kenali gigitan kutu. Gigitan kutu biasanya menyebabkan benjolan merah, tetapi tidak menimbulkan rasa sakit seperti gigitan serangga lain. Terkadang, gigitan kutu dapat menyebabkan pembengkakan lokal, rasa gatal, melepuh, atau memar.
Cara Mengatasi Gigitan Kutu:
- Cabut kutu dengan hati-hati menggunakan pinset, alat pencabut kutu, atau jari. Pegang kutu sedekat mungkin dengan permukaan kulit dan tarik perlahan ke atas. Pastikan seluruh kutu tercabut utuh.
- Bersihkan area gigitan dengan sabun dan air atau alkohol gosok untuk mencegah infeksi. Hindari penggunaan petroleum jelly, panas, atau bahan kimia lainnya.
- Amati gejala setelah gigitan kutu, seperti ruam atau demam. Ruam berbentuk target (bullseye rash) pada penyakit Lyme biasanya muncul sekitar seminggu setelah gigitan. Jika ada gejala yang tidak biasa, segera hubungi dokter.
Mencegah gigitan kutu adalah cara terbaik untuk menghindari penyakit akibat kutu. Selalu waspada dan lakukan langkah-langkah pencegahan saat beraktivitas di luar ruangan.