Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bergerak cepat memberikan dukungan koneksi internet berkecepatan tinggi untuk Sekolah Rakyat. Langkah ini adalah tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas bersama jajaran menteri Kabinet Merah Putih beberapa waktu lalu.
"Kominfo menindaklanjuti arahan rapat terbatas dengan melakukan pengecekan di sejumlah sekolah dan mempersiapkan internet dengan kecepatan yang memadai," ungkap perwakilan Kominfo saat mengunjungi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Di Yogyakarta sendiri, terdapat dua lokasi Sekolah Rakyat yang memanfaatkan lahan BBPPKS di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Kunjungan ke BBPPKS Sleman dilakukan untuk menyerahkan secara simbolis dukungan internet cepat kepada pihak sekolah sekaligus meninjau kesiapan fasilitas.
Dukungan internet cepat ini merupakan implementasi dari Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2025. "Prioritas utama adalah memastikan infrastruktur digital, sehingga Sekolah Rakyat terkoneksi dengan internet yang baik dan cepat. Selain itu, komunikasi publik juga harus dilakukan secara transparan agar program ini tersampaikan dengan baik kepada masyarakat," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan uji kecepatan internet yang menunjukkan hasil mencapai 196 Mbps. Kecepatan internet yang diberikan nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah. "Kecepatan akan disesuaikan dengan kebutuhan, namun yang pasti adalah internet cepat. Kecepatan tinggi ini juga dapat dimanfaatkan oleh ekosistem terdekat, tidak hanya untuk keperluan sekolah," imbuhnya.
Pihak Kementerian Sosial menyambut baik dukungan dari Kominfo. Internet merupakan elemen krusial dalam mewujudkan konsep smart school yang diusung oleh Sekolah Rakyat.
Sekolah Rakyat adalah program prioritas Presiden Prabowo yang ditujukan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu dan tergolong miskin ekstrem, khususnya mereka yang masuk dalam kategori desil 1 dan 2. Sekolah dengan konsep boarding school ini rencananya akan mulai beroperasi pada tahun ajaran baru di bulan Juli.
"Targetnya, pada tahun ajaran 2025-2026, akan ada minimal 200 titik lokasi, atau sekitar 20 ribu calon siswa," pungkasnya.