Jakarta – Keluhan mengenai sulitnya mendapatkan tempat parkir di Jakarta Fair 2025 menjadi perhatian. Pengunjung mengeluhkan sistem parkir yang terasa seperti ‘perang’ karena harus berebut tempat dan menghadapi antrean panjang. Pihak JIEXPO memberikan penjelasan terkait masalah ini.
Direktur Marketing PT JIEXPO, Ralph Scheunemann, mengakui bahwa area parkir memang menjadi tantangan setiap tahunnya dalam penyelenggaraan Jakarta Fair.
Menurutnya, kapasitas parkir sebenarnya memadai, namun masalah utama adalah tumpang tindih antara pengunjung yang akan meninggalkan lokasi dengan pengunjung yang baru tiba. Pertemuan dua gelombang pengunjung ini menyebabkan kepadatan lalu lintas yang tak terhindarkan.
"Kapasitas parkir kita sebenarnya cukup, bahkan bisa menampung lebih dari 7 ribu mobil, belum lagi puluhan ribu motor," ungkap Ralph.
Ia menjelaskan bahwa pengunjung datang dalam dua gelombang waktu. Gelombang pertama adalah pengunjung yang datang pagi dan pulang sore, sedangkan gelombang kedua adalah pengunjung yang tiba sore dan pulang malam. "Kepadatan terjadi saat jam 4 atau jam 5 sore, ketika pengunjung yang mau keluar dan masuk bertemu, sehingga menyebabkan antrean," jelasnya.
Ralph menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pengunjung terkait kepadatan dan antrean kendaraan, baik saat masuk maupun keluar kawasan JIEXPO. "Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Kami harap masyarakat bersabar," ujarnya. Ia menambahkan bahwa situasi lalu lintas di sekitar area Benjamin Sueb sudah kembali lancar.
Sinergi dengan Organisasi Masyarakat
Untuk mengatasi masalah kepadatan kendaraan, pihak JIEXPO menyatakan telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat (ormas).
"Kami bekerja sama dengan BPKK, Dinas Perhubungan, serta berbagai ormas. Kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk membantu mengatur lalu lintas dengan rapi, dengan ketentuan tarif parkir tidak boleh melebihi Rp 50 ribu dan tidak boleh melakukan pungutan liar," tegas Ralph.