Garda Revolusi Iran Siap Hancurkan Balasan Jika Diserang Lagi

TEHERAN – Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat kembali memanas. Seorang pejabat tinggi militer Iran mengeluarkan ancaman keras sebagai respons terhadap potensi serangan di masa depan terhadap kepentingan Iran. Kecaman juga ditujukan kepada pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.

Brigadir Jenderal Ramezan Sharif, juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), menanggapi pernyataan Trump dengan sinis, menyebutnya sebagai "omong kosong" dan "akibat kekalahan telak Iran."

"Jika kepentingan dan aset nasional Iran kembali diserang, respons kami kali ini akan sangat berbeda, lebih menghancurkan dan merusak, bahkan dapat mempercepat keruntuhan rezim Amerika," tegas Sharif dalam pernyataan resmi.

Senada dengan Sharif, Mohammad Reza Naqdi, wakil komandan koordinasi IRGC, menyampaikan peringatan serupa. "Jika ada serangan sekecil apa pun terhadap otoritas agama Syiah, baik berhasil atau tidak, tidak ada agen Amerika yang akan selamat di wilayah ini. Semua diplomat, personel militer, dan karyawan Amerika di wilayah tersebut akan tewas atau ditangkap."

Komentar pedas ini muncul setelah Trump mengkritik tajam Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dan mengisyaratkan kemungkinan pengeboman lanjutan jika Teheran terus memperkaya uranium.

Ketegangan ini juga dipicu oleh konflik selama 12 hari antara Israel dan Iran yang baru-baru ini terjadi. Konflik tersebut, yang diawali dengan serangan udara Israel terhadap fasilitas militer, nuklir, dan sipil Iran, menyebabkan ratusan korban jiwa dan ribuan luka-luka di kedua belah pihak. Serangan balasan dari Iran juga mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan di Israel.

Konflik tersebut akhirnya mereda di bawah gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat. Namun, ancaman dan peringatan terbaru dari Iran menunjukkan bahwa perdamaian yang rapuh ini dapat dengan mudah terganggu kembali.

Scroll to Top