Teheran bergejolak setelah pemimpin redaksi surat kabar Keihan menuding Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, sebagai agen Mossad Israel. Tuntutan keras muncul, menyerukan agar Grossi dilarang memasuki Iran dan diadili secara internasional atas tuduhan spionase.
Tudingan ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Senator AS Marco Rubio mengecam keras seruan eksekusi terhadap Grossi, menekankan pentingnya upaya verifikasi dan pemantauan IAEA di Iran. Rubio juga mendesak Iran untuk menjamin keselamatan personel IAEA.
Argentina turut angkat bicara, mengutuk ancaman terhadap Grossi dan menegaskan dukungannya terhadap kepala pengawas nuklir PBB tersebut. Mereka mendesak Iran untuk menahan diri dari tindakan yang dapat membahayakan Grossi dan timnya.
Ketegangan ini muncul di tengah kekhawatiran atas program nuklir Iran. Grossi menyatakan Iran berpotensi memproduksi uranium yang diperkaya dalam beberapa bulan mendatang, meskipun ada kerusakan pada fasilitas nuklir akibat serangan baru-baru ini. Parlemen Iran sebelumnya telah memilih untuk menangguhkan kerja sama dengan pengawas PBB, dan Menteri Luar Negeri mengumumkan larangan masuk bagi Grossi.
Iran berdalih kemarahan publik atas kegagalan IAEA mengutuk serangan terhadap fasilitas nuklir mereka. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan program nuklir Iran bersifat damai dan membantah adanya pengayaan uranium tingkat senjata.