Jakarta – Ketegangan di Eropa Timur mencapai titik didih setelah Rusia melancarkan agresi udara terbesarnya ke Ukraina sejak invasi skala penuh dimulai lebih dari tiga tahun lalu. Merespons ancaman ini, negara-negara NATO, termasuk Polandia, segera mengerahkan jet tempur dan sistem pertahanan udara dalam status kesiagaan penuh pada Minggu (29/6/2025).
Komando Operasional Polandia mengumumkan bahwa pesawat tempur NATO, termasuk milik Polandia, telah diterbangkan sebagai bagian dari respons terhadap gelombang serangan Rusia. Selain itu, sistem pertahanan udara dan pengintaian diaktifkan penuh untuk mengantisipasi potensi pelanggaran wilayah udara aliansi.
"Seluruh sistem pertahanan dan pengawasan kami berada dalam tingkat kesiagaan tertinggi," demikian pernyataan militer Polandia.
Namun, operasi NATO diakhiri setelah ancaman langsung dari serangan rudal Rusia ke wilayah Ukraina mereda. "Tidak ada rudal atau drone Rusia yang memasuki wilayah udara Polandia," tambahnya.
Serangan Udara Terbesar Rusia
Menurut Kolonel Yuriy Ignat dari Angkatan Udara Ukraina, serangan yang terjadi sepanjang malam hingga Minggu dini hari merupakan agresi udara terbesar sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022, berdasarkan jumlah total ancaman yang masuk.
Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan 477 drone dan umpan, serta 60 rudal dari berbagai jenis ke wilayahnya. Militer Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh 211 drone, sementara 225 lainnya melenceng dari target sebelum mencapai sasaran. Selain itu, satu rudal balistik jarak pendek, empat rudal jelajah Kalibr, dan 33 rudal Kh-101 berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan "serangan besar-besaran dengan senjata presisi tinggi berbasis udara, laut, dan darat," termasuk peluncuran rudal hipersonik Kinzhal. Moskow mengklaim target utama serangan adalah fasilitas industri militer Ukraina serta kilang-kilang minyak.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa seorang anak terluka dalam serangan di kota Smila, Ukraina tengah. Selain itu, lima orang lainnya juga mengalami luka-luka. Layanan darurat Ukraina melaporkan kerusakan pada satu perguruan tinggi dan tiga bangunan lainnya di kota tersebut.
"Mereka menyerang fasilitas energi, infrastruktur, dan area permukiman," kata Andriy Yermak, Kepala Staf Kepresidenan Ukraina. Zelensky menambahkan, "Rusia menargetkan segala hal yang menopang kehidupan."
Di wilayah barat Ukraina yang berbatasan langsung dengan Polandia, seperti Lviv dan Volyn, sirene peringatan udara berbunyi sepanjang malam. Wali Kota Lviv, Andriy Sadovyi, menyatakan bahwa "serangan besar-besaran terhadap wilayah barat Ukraina sedang berlangsung," dengan sasaran utama infrastruktur penting.
Sikap NATO
Intensitas serangan udara Rusia yang meningkat dan semakin dekat dengan perbatasan NATO menimbulkan kekhawatiran baru. Meskipun belum ada pelanggaran wilayah udara aliansi, insiden ini mengingatkan pada kejadian sebelumnya di mana misil dan drone Rusia memasuki wilayah negara-negara NATO seperti Polandia dan Rumania.
Sesuai prinsip Pasal 5 NATO, setiap serangan terhadap negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap seluruh aliansi dan dapat memicu respons militer kolektif. Namun, pelanggaran lintas batas oleh drone atau rudal belum dikategorikan sebagai serangan langsung terhadap aliansi, sehingga tidak memicu balasan militer.
Sebagai langkah antisipasi, pesawat tempur dari Inggris dan Swedia telah dikirim ke Polandia sejak awal April untuk menjalankan rotasi patroli udara NATO.
Pilot F-16 Gugur
Di tengah upaya pertahanan dari serangan udara masif, Ukraina kembali kehilangan seorang pilot F-16. Letnan Kolonel Maksym Ustimenko gugur saat mengintersepsi target udara. Zelensky memerintahkan investigasi penuh atas kematian sang pilot.
Sedikitnya dua pilot Ukraina lainnya yang menerbangkan jet tempur F-16 telah gugur sejak musim panas tahun lalu, menambah daftar panjang korban dari kalangan militer udara Ukraina.
Serangan Minggu dini hari hanyalah bagian dari gelombang serangan besar-besaran yang terjadi sepanjang minggu terakhir. Menurut Zelensky, Rusia telah menembakkan lebih dari 114 rudal, 1.270 drone, dan hampir 1.100 bom luncur ke berbagai wilayah Ukraina hanya dalam satu pekan terakhir.