Harga Emas Dunia Terpuruk: Konflik Mereda, Investor Beralih Aset

Jakarta – Harga emas global mengalami penurunan signifikan, mencetak rekor terburuk dalam sebulan terakhir. Situasi ini dipicu oleh meredanya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai (safe haven).

Pada perdagangan hari Senin (30/6/2025), harga emas di pasar spot terpantau melemah 0,16% ke level US$3.267,79 per troy ons. Level ini menjadi yang terendah sejak 19 Mei 2025. Sebelumnya, pada hari Jumat (27/6/2025), harga emas telah anjlok 1,65% di posisi US$3.272,99 per troy ons. Secara mingguan, harga emas merosot 2,82%.

Kesepakatan perdagangan antara AS dan China, khususnya mengenai pengiriman tanah jarang, dianggap sebagai sinyal positif oleh pasar. Hal ini mendorong penguatan saham global dan mengurangi permintaan terhadap aset yang lebih aman seperti emas.

Selain itu, gencatan senjata antara Iran dan Israel di Timur Tengah juga turut menenangkan kekhawatiran geopolitik.

Data ekonomi AS menunjukkan penurunan belanja konsumen pada bulan Mei, meskipun inflasi bulanan tetap terkendali. Pasar memprediksi The Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada tahun 2025, kemungkinan dimulai pada bulan September. Namun, data ini tidak berdampak signifikan pada pergerakan harga emas, yang masih tertekan oleh faktor geopolitik.

Kondisi geopolitik dan ekonomi yang stabil mengurangi daya tarik emas, mendorong investor untuk beralih ke aset berisiko. Tingkat suku bunga yang tinggi juga membuat emas kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil.

Permintaan Emas India Lesu

Harga emas juga tertekan oleh lemahnya permintaan fisik di India, meskipun harga tengah mengalami penurunan. Para pembeli menanti penurunan harga yang lebih dalam, sehingga permintaan belum juga meningkat. Para pedagang di India menawarkan diskon hingga $18 per troy ons dibandingkan harga domestik resmi.

Analis Teknis: Sentimen Bearish Menguat

Penurunan harga emas semakin dalam setelah menembus level kunci $3.300. Titik support emas saat ini berada di US$3.250. Jika tekanan jual berlanjut, penurunan bisa berlanjut hingga mendekati US$3.166.

Lonjakan harga emas di awal tahun diperkirakan didorong oleh premi risiko geopolitik yang kini mulai menghilang. Dengan The Fed yang cenderung hawkish, data inflasi yang menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga, serta kerusakan teknikal yang memperkuat sentimen negatif, emas diperkirakan masih akan berada di bawah tekanan dalam jangka pendek.

Pemulihan harga emas hanya mungkin terjadi jika ketegangan geopolitik meningkat kembali dan inflasi AS melonjak, memaksa perubahan kebijakan The Fed.

Scroll to Top