Iran Ragukan Komitmen Gencatan Senjata Israel, Siap Merespons Agresi Lanjutan

TEHERAN – Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, menyuarakan keraguan mendalam atas kesungguhan Israel dalam mematuhi gencatan senjata yang diumumkan sepihak oleh Amerika Serikat. Iran menegaskan kesiapannya untuk memberikan balasan setimpal jika agresi dari rezim tersebut berlanjut.

Dalam percakapan via telepon dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, Jenderal Mousavi menekankan bahwa Iran tidak memulai konflik, melainkan memberikan respons tegas terhadap agresor.

"Kami tidak mengawali perang, tetapi kami membalas agresor dengan kekuatan penuh. Mengingat keraguan kami terhadap kepatuhan musuh terhadap janji-janjinya, termasuk gencatan senjata, kami siap untuk melancarkan respons yang kuat jika agresi terulang," tegasnya.

Pembicaraan antara kedua pejabat tersebut membahas perang selama 12 hari dengan Israel dan Amerika Serikat, serta isu-isu regional dan bilateral.

Israel secara sepihak menghentikan serangannya terhadap Iran setelah Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan gencatan senjata. Menurut mantan penasihatnya, Steve Bannon, Tel Aviv terpaksa menerima gencatan senjata ini demi "menyelamatkan diri" karena agresinya telah melampaui batas kemampuannya.

Bannon mengungkapkan bahwa gencatan senjata yang ditengahi oleh Trump dengan bantuan Qatar "bertujuan untuk menyelamatkan Israel," menambahkan, "Mereka telah menggigit lebih dari yang mampu mereka kunyah."

Agresi yang dimulai pada 13 Juni itu menargetkan komandan militer senior Iran, ilmuwan nuklir, dan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Sebagai balasan, angkatan bersenjata Iran menghukum Israel dengan serangkaian rudal canggih yang berhasil menembus sistem pertahanan berlapis Israel yang selama ini dibanggakan. Infrastruktur militer dan industri rezim Zionis menjadi sasaran empuk rudal-rudal generasi baru Iran.

Jenderal Mousavi menyoroti bahwa rezim Zionis dan AS menyerbu wilayah Iran meskipun Republik Islam menunjukkan pengekangan diri, sementara negosiasi tidak langsung dengan Amerika Serikat sedang berlangsung.

"Kedua rezim ini telah membuktikan bahwa mereka tidak menghormati aturan dan norma internasional apa pun, sebagaimana terbukti dalam perang 12 hari yang dipaksakan," ujarnya.

Pangeran Khalid menegaskan bahwa pemerintah Saudi tidak henti-hentinya mengecam agresi tersebut dan telah berupaya keras untuk mengakhiri perang dan agresi tersebut. Ia juga menyampaikan belasungkawa atas gugurnya beberapa komandan Iran selama agresi Israel baru-baru ini.

Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan konsultasi demi mempererat hubungan bilateral dan membangun keamanan serta perdamaian di kawasan, serta mengakui peran penting Iran dan Arab Saudi dalam mencapai tujuan tersebut.

Scroll to Top