Pembom siluman B-2 Spirit, dengan desain sayap uniknya, menyimpan rahasia di balik keberhasilan misi jarak jauh. Kokpit sempit pesawat ini menjadi rumah bagi para pilot selama berjam-jam, bahkan hingga 40 jam dalam misi penting seperti serangan ke situs nuklir Fordow di Iran. Di balik presisi serangan bom, tersembunyi kisah tentang ketahanan fisik, mental, dan disiplin tinggi para penerbang.
Bukan Penerbang Solo
Misi B-2, yang diberi nama sandi Operasi Midnight Hammer, menjadi salah satu yang terlama sejak serangan pasca-9/11 ke Afghanistan. Tujuh dari 19 pesawat pengebom B-2 Angkatan Udara AS terbang menembus belahan dunia dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri ke Iran dan kembali. Penerbangan dilakukan dalam keheningan radio, didukung oleh jet tempur dan pesawat tanker untuk pengisian bahan bakar di udara.
Dilatih untuk Ketahanan
Setiap pesawat B-2 diawaki oleh dua pilot terlatih, bukan hanya dalam peperangan, tetapi juga dalam ilmu tidur, nutrisi, dan ketahanan psikologis. Toilet kimia, kulkas mini, dan microwave tersedia untuk memastikan pilot tetap berfungsi optimal selama hampir dua hari di udara.
Fasilitas Toilet yang Sederhana
Meskipun B-2 merupakan salah satu pesawat pengebom termahal dan tercanggih, fasilitas toiletnya tergolong primitif. Toilet kimia darurat yang ringkas dipasang di kokpit, tanpa privasi dan air mengalir.
Tidur Bergantian demi Keberhasilan Misi
Pengaturan tidur menjadi prioritas utama. Pilot bergantian menerbangkan pesawat dan beristirahat, mengandalkan pelatihan intensif mengenai ritme sirkadian dan manajemen kelelahan. Mereka bahkan menjalani studi tidur dan menerima pelatihan nutrisi yang dipersonalisasi.
Nomor Spirit yang Unik
Setiap pilot B-2 tergabung dalam komunitas elit, dengan penandatanganan "Nomor Spirit" unik setelah penerbangan solo pertama. Nomor ini tidak digunakan kembali, menjadi simbol kehormatan.
Pilot: Kunci Keberhasilan
Meskipun teknologi siluman canggih membuat B-2 sulit dideteksi, keberhasilan misi sepenuhnya bergantung pada kemampuan awak. Pilot harus berkoordinasi dengan aset global, terbang dalam keheningan di wilayah udara yang diperebutkan, dan menjatuhkan bom dengan presisi tinggi, sambil melawan kelelahan. Dalam Operasi Midnight Hammer, 14 Massive Ordnance Penetrators (MOP) dijatuhkan di Fordow dan lokasi nuklir lainnya.
Kemampuan ini bukan hanya tentang baja dan siluman, tetapi tentang dua pilot yang bekerja sama di kokpit sempit, mendorong batas kemampuan fisik dan mental.