Teheran, Iran – Pemerintah Iran secara resmi memprotes keras tindakan Ukraina yang mendukung agresi Israel dan Amerika Serikat (AS) terhadap negaranya. Protes ini disampaikan melalui pemanggilan kuasa usaha Ukraina di Teheran.
Iran menyatakan kekecewaannya atas pernyataan pejabat Ukraina yang dianggap mendukung serangan yang terjadi pada 13 Juni lalu, di mana Israel menuduh Iran hampir menyelesaikan pembuatan bom nuklir dan AS membombardir tiga lokasi nuklir di Iran. Iran dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan membalas dengan menyerang target militer dan fasilitas vital Israel, serta pangkalan militer AS di Qatar. Perang selama 12 hari itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi AS.
Kementerian Luar Negeri Iran mengecam komentar pejabat Ukraina tersebut sebagai "tidak berdasar" dan menganggap dukungan terhadap agresi militer Israel sebagai pengabaian terhadap kewajiban hukum internasional terkait prinsip dan tujuan Piagam PBB serta Konvensi Jenewa.
Diplomat Ukraina tersebut berjanji akan menyampaikan protes Teheran kepada pemerintah di Kyiv. Iran juga memperingatkan konsekuensi serius jika tindakan permusuhan dan provokatif Ukraina terus berlanjut.
Meskipun Kementerian Luar Negeri Iran tidak menyebutkan nama pejabat Ukraina atau pernyataan spesifik, diketahui bahwa Kyiv secara resmi mengutuk serangan rudal Iran terhadap Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar pada 23 Juni. Kementerian Luar Negeri Ukraina menuding Iran bekerja sama erat dengan Rusia dan bersama-sama "mendestabilisasi Timur Tengah dan Eropa."
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam sebuah wawancara juga menggambarkan hubungan Kyiv dengan Teheran sebagai "sangat rumit" dan mengkritik Iran karena mendukung Rusia. Ia bahkan menyatakan dukungannya terhadap serangan AS-Israel.
Iran dan Rusia sendiri telah berulang kali menegaskan bahwa kerja sama mereka tidak ditujukan kepada pihak ketiga, melainkan untuk memastikan perdamaian, stabilitas, serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan masing-masing.