Jakarta – Harga emas global akhirnya menunjukkan sinyal positif, berbalik arah menuju tren penguatan. Setelah sempat tertekan, emas berhasil melewati level psikologis US$3.200 per troy ons.
Pada perdagangan Senin (30 Juli 2025), harga emas dunia melonjak 0,93% ke level US$3.303,31 per troy ons. Kenaikan ini mengembalikan emas ke level US$3.300 setelah sempat tergelincir.
Perdagangan hari ini, Selasa (1 Juli 2025) hingga pukul 06.22 WIB, menunjukkan penguatan lanjutan. Harga emas di pasar spot naik 0,25% ke posisi US$3.311,51 per troy ons.
Kenaikan harga emas didorong oleh melemahnya dolar AS. Investor juga menantikan data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini, sebagai petunjuk arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed).
Melemahnya dolar memberikan dorongan signifikan bagi emas. Indeks dolar AS merosot 0,54% ke level 96,87, level terendah sejak 28 Februari 2022. Dolar tertekan terhadap euro dan franc Swiss karena pasar mencermati prospek defisit pemerintah AS yang meningkat serta potensi kesepakatan perdagangan dengan mitra utama.
Di bidang perdagangan, AS dan China telah menyelesaikan isu mineral tanah jarang dan pengiriman magnet, membuka harapan untuk pembicaraan lebih lanjut. Kanada juga telah membatalkan pajak layanan digital yang menargetkan perusahaan teknologi AS, dengan tujuan menghidupkan kembali negosiasi perdagangan.
Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai di masa ketidakpastian, juga diuntungkan dari lingkungan suku bunga rendah.
Saat ini, investor fokus pada data ketenagakerjaan ADP AS yang akan dirilis pada hari Rabu, serta data klaim pengangguran awal pada hari Kamis, untuk mendapatkan gambaran mengenai potensi arah kebijakan bank sentral AS.
Analis memperkirakan harga emas akan berkonsolidasi antara US$3.100 dan US$3.500 per troy ons pada kuartal ketiga tahun ini. Level US$3.500 yang dicapai pada akhir April mungkin telah menjadi puncak harga, seiring dengan mendekatnya puncak defisit pasar emas.