KYIV – Ukraina berduka atas gugurnya seorang pilot tempur andalan, Letnan Kolonel Kelas 1 Maksym Ustymenko, dalam upaya menghalau serangan udara masif Rusia akhir pekan lalu. Ustymenko, yang dikenal sebagai salah satu pilot terbaik Ukraina dalam mengoperasikan jet tempur F-16 buatan AS, tewas setelah berhasil melumpuhkan tujuh target udara dalam misi pertahanannya. Insiden ini menandai hilangnya satu lagi unit F-16 dari armada Ukraina sejak mulai digunakan pada musim panas 2024.
"Ustymenko melakukan segalanya untuk mengarahkan pesawat menjauh dari permukiman. Sayangnya, ia tidak sempat keluar dari kokpit," ungkap Angkatan Udara Ukraina.
Kepala Komunikasi Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ihnat, menyebut serangan ini sebagai yang terbesar dari segi jumlah senjata yang dikerahkan Rusia. Drone dan rudal menghantam berbagai wilayah Ukraina, termasuk bagian barat yang sebelumnya relatif aman. Ustymenko, kata Ihnat, memanfaatkan semua senjata yang ada di pesawat dan menembak jatuh tujuh target udara.
"Saat menyerang target terakhir, pesawatnya rusak dan mulai kehilangan ketinggian. Maksym Ustymenko berupaya menjauh dari wilayah berpenduduk, namun gagal melontarkan diri tepat waktu," jelas Ihnat.
Presiden Volodymyr Zelensky memberikan penghormatan kepada Ustymenko, menyebutnya sebagai pahlawan yang mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi langit Ukraina.
"Dia dan rekan-rekannya di Angkatan Udara telah secara heroik melindungi langit Ukraina," kata Zelensky.
Zelensky mengungkapkan, Rusia meluncurkan 477 drone dan 60 rudal ke enam wilayah Ukraina, menjadikannya salah satu serangan udara terbesar selama invasi. Ia menekankan perlunya perlindungan dan tekanan terhadap agresor.
Ukraina kembali meminta dukungan pertahanan dari negara-negara Barat, khususnya sistem pertahanan udara canggih seperti Patriot dari AS.
"Patriot adalah sistem yang mampu menghadapi ancaman rudal hipersonik dan balistik," kata Zelensky.
Ukraina telah mengoperasikan sekitar setengah lusin sistem Patriot, yang menjadi andalan dalam menghadang serangan udara ke wilayah sipil.
Dalam keterangan resminya, Angkatan Udara Ukraina menyatakan telah menembak jatuh 211 drone dan 38 rudal yang diluncurkan Rusia. Serangan itu menjangkau enam wilayah berbeda dan menyebabkan puing-puing berjatuhan di delapan lokasi.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim, serangan mereka ditujukan ke fasilitas industri militer dan kilang minyak. Namun, otoritas Ukraina menyebut infrastruktur sipil turut menjadi sasaran.
Di kota Smila, wilayah tengah Cherkasy, sedikitnya 11 warga terluka, termasuk dua anak-anak. Serangan itu merusak tiga gedung apartemen sembilan lantai, rumah warga, sejumlah kendaraan, empat institusi pendidikan, dan sebuah rumah sakit jiwa. Upaya evakuasi dan pemulihan masih berlangsung.