Miliarder Bill Ackman Berupaya Gagalkan Politisi Progresif di Pemilihan Wali Kota New York

Taipan asal Amerika Serikat, Bill Ackman, menunjukkan ketertarikannya dalam kancah politik lokal New York City (NYC). Ackman menyatakan kesiapannya mendanai kandidat wali kota dari kalangan moderat untuk menghalangi langkah Zohran Mamdani, seorang politisi muda progresif yang kini menjadi calon kuat dari Partai Demokrat.

Ackman, yang dikenal sebagai pendiri perusahaan investasi Pershing Square Capital Management, bukanlah sosok asing di dunia bisnis dan media sosial. Ia seringkali memberikan komentar blak-blakan tentang berbagai isu, mulai dari antisemitisme hingga pemilihan presiden AS, di mana ia mendukung Donald Trump.

Kekhawatiran Ackman muncul setelah Mamdani berhasil mengungguli tokoh-tokoh besar dalam proses pencalonan internal partai. Mamdani dikenal dengan platform ekonomi kiri yang menjanjikan kenaikan upah minimum, pajak yang lebih tinggi bagi korporasi dan orang kaya, pembentukan toko kebutuhan pokok milik pemerintah kota, serta pembekuan sewa.

Ackman menilai keunggulan Mamdani bukan semata-mata karena kekuatan gagasannya, melainkan karena retorika persatuan dan kemampuannya mengelola isu kontroversial di media sosial. Ia menyebut bahwa lawan-lawan Mamdani kurang mampu membangun kampanye yang agresif.

Melalui unggahannya di platform X, Ackman menyerukan pencarian kandidat sentris yang mampu menantang Mamdani dalam debat dan kampanye. Ia bahkan menawarkan untuk menangani pendanaan kampanye bagi kandidat yang tepat.

Ackman mengungkapkan bahwa ia sebenarnya sudah memiliki nama kandidat yang dianggapnya berpotensi menang. Namun, ia enggan mengungkapkannya secara langsung karena khawatir dukungannya, yang dikenal sebagai pendukung Trump, justru akan menjadi beban bagi elektabilitas sang calon di mata pemilih Demokrat New York yang cenderung progresif.

Ackman menegaskan bahwa kebijakan sosialisme ala Mamdani dapat membawa dampak buruk bagi New York City. Ia berpendapat bahwa kemampuan kota untuk memberikan layanan publik bergantung pada apakah NYC tetap ramah bisnis dan menjadi tempat yang nyaman bagi warga kaya untuk tinggal dan membayar pajak. Ia khawatir jika hal ini tidak terpenuhi, mereka akan mulai meninggalkan kota.

Scroll to Top