Gaza City – Militer Israel akhirnya mengakui bahwa banyak warga sipil Palestina mengalami bahaya dan luka-luka di sekitar pusat pembagian bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Menyusul kejadian ini, Israel mengklaim telah mengeluarkan instruksi baru untuk pasukannya berdasarkan "pelajaran yang dipetik".
PBB melaporkan lebih dari 400 warga sipil Palestina meninggal dunia saat berusaha mendapatkan bantuan, sejak Israel melonggarkan blokade bantuan ke Gaza pada 19 Mei.
Awalnya enggan mengakui insiden di pusat bantuan, militer Israel kini mengakui adanya bahaya dan insiden yang menimpa warga sipil Gaza yang berupaya mencari bantuan. Meskipun begitu, Israel hanya mengakui adanya korban luka, berbeda dengan laporan PBB yang menyebutkan adanya korban jiwa.
"Setelah kejadian di mana warga sipil yang tiba di fasilitas distribusi dilaporkan terluka, pemeriksaan mendalam dilakukan di Komando Selatan dan instruksi dikeluarkan untuk pasukan di lapangan setelah pelajaran yang dipetik," demikian pernyataan militer Israel.
Militer Israel menyatakan bahwa insiden yang menyebabkan warga sipil Gaza terluka sedang dalam proses peninjauan. Namun, penyebab pasti insiden-insiden tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz membantah laporan yang menuding tentara Israel diperintahkan untuk menembaki warga Palestina yang mendekati lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
Seorang pejabat senior PBB mengungkapkan bahwa mayoritas korban tewas berusaha mencapai lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), sebuah organisasi yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel.
GHF telah mendistribusikan paket makanan di Jalur Gaza sejak akhir Mei, menggunakan metode penyaluran yang dianggap PBB tidak netral.
Banyak warga sipil Gaza mengatakan mereka harus berjalan kaki selama berjam-jam untuk mencapai lokasi tersebut, yang berarti mereka harus berangkat jauh sebelum fajar menyingsing agar berkesempatan menerima paket makanan yang dibagikan oleh GHF.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan bahwa operasi penyaluran bantuan oleh GHF yang didukung AS di Jalur Gaza "pada dasarnya tidak aman" dan "membunuh orang."
Sementara itu, juru bicara GHF mengklaim bahwa tidak ada korban tewas di dalam atau di dekat lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh organisasi tersebut.