Puskesmas Seyegan menggelar evaluasi terhadap kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dari berbagai dusun, Senin (30/6/2025), sebagai langkah antisipasi menghadapi musim pancaroba yang berpotensi meningkatkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Susilowati, Kepala Tata Usaha Puskesmas Seyegan, menekankan peran vital Jumantik sebagai ujung tombak pencegahan DBD di tingkat rumah tangga. Ia mengharapkan setiap rumah memiliki Jumantik yang aktif mengedukasi masyarakat tentang gerakan 3M: menguras, menutup, dan mendaur ulang, serta pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Retno Indriawati, Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan Puskesmas Seyegan, menjelaskan tugas Jumantik dalam mendeteksi dini dan memberantas sarang nyamuk di tempat-tempat potensial seperti bak mandi dan genangan air. Ia juga mendorong penerapan 3M Plus yang meliputi penggunaan larvasida, kelambu, obat nyamuk, dan pengelolaan lingkungan sehat.
Data kasus DBD dari Januari hingga Juni 2025 menunjukkan adanya penurunan kasus di beberapa wilayah. Margoluwih mencatat angka terendah dengan 3 kasus Demam Febris (DF) dan 2 kasus DBD, serta Angka Bebas Jentik (ABJ) mencapai 93,2 persen. Sementara itu, Margoagung mencatat jumlah kasus tertinggi, yaitu 35 kasus DF dan 8 kasus DBD, dengan ABJ sebesar 89,55 persen.
“Tren ABJ membaik, khususnya di bulan Mei yang mencapai 92,04 persen, namun masih ada dusun yang belum maksimal dalam pelaporan,” ungkap Retno.
Diskusi dengan para kader mengungkap beberapa permasalahan, seperti laporan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) yang belum maksimal, cakupan pemantauan rumah yang belum merata, kader yang merapel laporan, dan pengunduran diri beberapa kader. Selain itu, dusun dengan kasus DBD tinggi cenderung sama dari tahun ke tahun.
“Peran kader harus dioptimalkan saat ada kasus, sehingga dukungan nyata dari pemerintah kalurahan sangat diperlukan,” tambahnya.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi indikator program DBD, memperkuat koordinasi pencatatan dan pelaporan, serta meningkatkan kesiapsiagaan Puskesmas Seyegan dalam pengendalian DBD.