Stroke menjadi ancaman kesehatan serius, namun deteksi dini dapat menjadi kunci pencegahan. Salah satu metode yang semakin populer adalah pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD). Teknologi ini menawarkan cara non-invasif dan tanpa rasa sakit untuk memantau aliran darah dalam otak.
Menurut dr. Puspasari, Sp.N, seorang Dokter Spesialis Saraf, TCD efektif mengidentifikasi potensi gangguan sirkulasi otak sejak awal. Deteksi dini sangat penting, terutama bagi individu dengan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, atau riwayat penyakit jantung.
“Jika gejala stroke sudah berulang, waktu penanganan menjadi sangat sempit. Pemeriksaan TCD dapat membantu kita mengambil tindakan pencegahan lebih awal,” jelasnya.
Bagaimana TCD bekerja? Alat ini menggunakan gelombang ultrasound untuk mengukur kecepatan aliran darah di pembuluh darah besar otak melalui titik-titik tipis di tulang tengkorak. Keunggulan TCD adalah tidak melibatkan radiasi, tidak memerlukan pembedahan, dan aman untuk dilakukan berulang kali tanpa efek samping.
Pemeriksaan TCD sangat bermanfaat untuk mendeteksi berbagai kondisi, termasuk:
- Stroke iskemik dan serangan iskemik ringan (TIA)
- Vasospasme pasca-perdarahan otak
- Emboli
- Kelainan pembuluh darah otak seperti AVM dan penyakit moyamoya
- Evaluasi kondisi selama bedah jantung terbuka
- Monitoring pasien dengan anemia sel sabit dan dugaan kematian batang otak
Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Pitono, menekankan bahwa TCD menjadi bagian penting dari layanan deteksi dini yang ditawarkan rumah sakit untuk mengurangi risiko stroke.
“Dengan teknologi ini, kami dapat melakukan penanganan lebih cepat dan akurat sebelum terjadi kerusakan otak permanen,” katanya.
Rumah sakit tersebut menyediakan tim medis terlatih dan fasilitas neurovaskular lengkap, termasuk CT Scan, MRI, Cath Lab, dan layanan stroke terpadu yang tersedia 24 jam. Dengan deteksi dini melalui TCD dan penanganan yang tepat, harapan untuk mencegah dampak buruk stroke semakin besar.
