Skandal Telepon dengan Hun Sen Berujung Penangguhan Sementara PM Thailand Paetongtarn

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menjadi sorotan tajam setelah percakapan pribadinya dengan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik dan memicu kontroversi.

Mahkamah Konstitusi Thailand (MK) merespons dengan cepat situasi ini. MK memutuskan untuk menangguhkan sementara kewenangan Paetongtarn, membuatnya non-aktif dari jabatannya.

"Keputusan telah dibuat, dan saya menghormati keputusan pengadilan," ujar Paetongtarn kepada media di Bangkok. Ia menegaskan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi negaranya.

Kebocoran percakapan tersebut memicu kemarahan publik Thailand dan memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Thailand dan Kamboja.

Ketegangan bilateral meningkat setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak antara pasukan kedua negara di wilayah perbatasan yang disengketakan, yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, tempat bertemunya perbatasan Kamboja, Thailand, dan Laos.

Apa yang Terungkap dalam Percakapan Kontroversial Itu?

Percakapan telepon yang terjadi pada 15 Juni itu mengungkap bahwa Paetongtarn menyinggung peran militer Thailand, yang menurutnya mencoreng nama baik angkatan bersenjata.

Dalam rekaman yang bocor, Paetongtarn mendesak Hun Sen untuk menyelesaikan sengketa perbatasan secara damai, tetapi juga meminta Hun Sen untuk tidak menghiraukan "pihak lain" di Thailand, termasuk seorang jenderal militer yang ia sebut hanya ingin "tampil keren".

Paetongtarn bahkan menawarkan kepada Hun Sen, yang ia sapa dengan sebutan "paman", untuk mengurus segala keperluannya.

Reaksi publik Thailand sangat negatif. Paetongtarn dituduh melemahkan kedaulatan negara dan merendahkan militer, yang secara historis memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarganya.

Ayah Paetongtarn, Thaksin Shinawatra, digulingkan oleh militer saat berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB pada tahun 2006. Thaksin dituduh menghina raja dan memicu perpecahan di masyarakat.

Paetongtarn telah menyampaikan permintaan maaf atas kebocoran percakapan tersebut. Ia menyerukan persatuan dan menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap militer.

"Kita tidak punya waktu untuk berselisih. Kita harus melindungi kedaulatan kita. Pemerintah siap mendukung militer sepenuhnya," katanya.

Paetongtarn juga menjelaskan bahwa komentarnya dalam percakapan itu merupakan taktik negosiasi dan meyakinkan publik bahwa ia tidak memiliki masalah dengan angkatan bersenjata Thailand.

Sebagai dampak dari ketegangan dengan Kamboja, Thailand telah menutup semua perbatasannya dengan negara tetangga itu setelah PM Kamboja Hun Manet membatasi impor bahan bakar dari Thailand. Tujuh titik perbatasan Thailand-Kamboja kini ditutup, kecuali untuk keperluan medis dan mahasiswa.

Thailand juga memperpendek masa berlaku visa bagi warga Kamboja setelah Kamboja menghentikan impor buah-buahan dan sayuran dari Thailand, serta melarang penayangan acara TV dan film dari negara tersebut.

Scroll to Top