Deregulasi Impor & Rights Issue Ramaikan Pasar Modal

Pasar modal Indonesia diwarnai berbagai sentimen menarik, mulai dari kebijakan pemerintah hingga aksi korporasi emiten. Berikut rangkuman berita terkini yang perlu diperhatikan investor.

Deregulasi Kebijakan Impor Dorong Kemudahan Berusaha

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan deregulasi kebijakan impor dengan mencabut sejumlah peraturan dan menggantinya dengan aturan baru. Langkah ini bertujuan untuk mempermudah kegiatan impor dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa kebijakan ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk bergabung dengan OECD, negosiasi IEU-CEPA, dan perundingan dengan AS terkait hambatan non-tarif.

Kemendag mencabut Permendag Nomor 36 Tahun 2023 jo. Nomor 8 Tahun 2024 dan menggantinya dengan Permendag Nomor 16 hingga 24 Tahun 2025. Menteri Perdagangan, Budi Susanto, menyebutkan terdapat empat kelompok barang prioritas yang direlaksasi. Deregulasi ini diharapkan memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi importir karena menghilangkan kebutuhan Persetujuan Impor (PI).

Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, menambahkan bahwa pengawasan impor akan diperketat dan diintegrasikan dengan sistem, serta mempercepat penerapan tarif remedi menjadi 14 hari.

Selain itu, Kemendag juga mempermudah pemilik waralaba dengan menerbitkan Permendag Nomor 25 Tahun 2025. Pemilik waralaba dapat beroperasi dalam 5 hari sejak pengajuan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW), tanpa harus menunggu penerbitan izin dari pemerintah daerah.

Aksi Korporasi: TOWR Rights Issue Harga Premium, MINA Tambah Modal

Beberapa emiten juga mengumumkan aksi korporasi yang patut dicermati:

  • $TOWR: Sarana Menara Nusantara berencana rights issue hingga 8,1 miliar saham baru dengan harga Rp680 per saham, lebih tinggi 24% dari harga saham TOWR sebelumnya. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk modal anak usaha, Protelindo, membayar utang. Dwimuria Investama Andalan akan menjadi pembeli siaga.
  • $NOBU: Star Pacific ($LPLI) menjual 384,5 juta (5,14%) saham Bank Nationalnobu dengan harga Rp1.110 per saham, lebih tinggi 67% dibandingkan harga pasar. Ini merupakan bagian dari divestasi saham NOBU ke Hanwha Life Insurance Co. Ltd.
  • $PGEO: Pertamina Geothermal Energy memulai operasi komersial PLTP Lumut Balai unit 2 (55 MW), meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 727,5 MW.
  • $MINA: Sanurhasta Mitra akan rights issue hingga 3,3 miliar saham baru dengan harga Rp50 per saham untuk modal kerja. Pengendali perseroan, Hapsoro, akan melaksanakan seluruh haknya.
  • $KRYA: Bangun Karya Perkasa Jaya dalam proses negosiasi penjualan saham ke Rich Step International Ltd., yang akan menjadi pengendali baru perseroan.
  • $DEWA: PT Madhani Talatah Nusantara menjual 666,7 juta saham Darma Henwa, tanpa diketahui tujuannya.

Kabar Ekonomi Lainnya

  • Realisasi pendapatan negara 1H25 mencapai Rp1.201,8 triliun (-9% YoY), setara 40% target APBN 2025, terendah dalam 3 tahun terakhir. Penurunan disebabkan oleh harga komoditas yang melemah, pengalihan dividen BUMN, dan pembatalan PPN 12%.
  • Pemerintah berencana memangkas durasi kuota pertambangan (RKAB) dari 3 tahun menjadi 1 tahun untuk meningkatkan tata kelola sektor pertambangan.
  • Senat AS mengesahkan RUU pemotongan pajak dan belanja negara senilai 3,3 triliun dolar AS.
  • Kementerian ESDM menerbitkan aturan untuk menarik investasi penyedia teknologi pengeboran minyak guna meningkatkan produksi dari sumur yang sudah ada.
  • Pertamina mencari pinjaman luar negeri sekitar 700 juta dolar AS untuk pembangunan kapal.
  • Yingbin Ian He dan Jinping Ma mengundurkan diri dari jabatannya di Bumi Resources ($BUMI).
Scroll to Top