Chelsea Menumpuk Pemain Depan: Strategi Berisiko?

Chelsea terus melakukan perombakan skuad dengan mendatangkan pemain-pemain baru, khususnya di lini depan. Kedatangan Joao Pedro dari Brighton dengan nilai transfer fantastis, sekitar 60 juta poundsterling dan kontrak hingga 2033, semakin menambah sesak komposisi penyerang The Blues.

Kabar terbaru menyebutkan Chelsea juga hampir mencapai kesepakatan dengan Jamie Gittens dari Borussia Dortmund, yang semakin mempertebal barisan depan mereka. Saat ini, Chelsea memiliki setidaknya 14 pemain yang bisa mengisi pos penyerang, mulai dari striker tengah, sayap kanan, hingga sayap kiri.

Joao Pedro diprediksi akan bersaing untuk posisi striker tengah dengan nama-nama seperti Nicolas Jackson, Liam Delap, dan Marc Guiu. Namun, masa depan Nicolas Jackson di Stamford Bridge masih belum pasti karena dikabarkan berpotensi dilepas. Nasib serupa juga menghantui Christopher Nkunku, Armando Broja, dan David Datro Fofana.

Persaingan di posisi sayap juga sangat ketat. Cole Palmer tampaknya menjadi pemain yang tak tergantikan, namun pemain lain seperti Pedro Neto, Noni Madueke, Tyrique George, dan Estevao Willian harus bersaing ketat untuk mendapatkan menit bermain. Kedatangan Gittens nantinya akan menambah panjang daftar pemain di posisi ini.

Selain nama-nama di atas, masih ada Mykhailo Mudryk, Raheem Sterling, dan Joao Felix yang juga bisa bermain di posisi sayap. Namun, Mudryk saat ini tengah menghadapi masalah doping yang serius dan terancam hukuman berat, sementara Sterling masuk daftar jual klub.

Dengan banyaknya pemain di lini depan, Chelsea tampak sedang "menggemukkan" skuadnya. Strategi transfer semacam ini sebelumnya sering dikritik karena berpotensi mengganggu keseimbangan tim dan menciptakan persaingan yang tidak sehat di antara para pemain. Apakah strategi ini akan berhasil membawa kesuksesan bagi Chelsea? Waktu yang akan menjawab.

Scroll to Top