Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif ojek online (ojol) sebesar 8 hingga 15 persen menuai respons dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Grab Indonesia.
Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menyatakan bahwa perusahaannya sangat menghargai prinsip keterbukaan dan kerja sama yang konstruktif dengan pemerintah. Grab siap berdiskusi dan berkoordinasi terkait kebijakan ini.
"Kami terus menjalin koordinasi dan siap berdialog secara terbuka terkait berbagai rencana kebijakan, termasuk penyesuaian tarif transportasi daring," ujarnya.
Grab menyadari bahwa penyesuaian tarif dapat berdampak signifikan, baik bagi penghasilan mitra pengemudi maupun sensitivitas harga bagi konsumen. Oleh karena itu, perusahaan menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara keberlanjutan pendapatan mitra dan potensi penurunan permintaan akibat kenaikan tarif.
Grab membuka forum untuk mendengarkan masukan dari para mitra pengemudi terkait rencana kebijakan ini. Forum diskusi ini dianggap penting untuk membahas isu-isu aktual di lapangan secara bersama-sama.
"Kami memahami bahwa perubahan seperti ini tidak mudah dan akan menimbulkan tantangan bagi semua pihak," kata Tirza.
Grab meyakini bahwa dengan semangat kolaborasi dan keterbukaan, solusi terbaik dapat ditemukan untuk mendukung keberlanjutan ekosistem transportasi digital di Indonesia.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan sempat menyampaikan bahwa kenaikan tarif ojol sebesar 8-15 persen sudah final. Namun, pernyataan tersebut kemudian diklarifikasi dan dinyatakan masih dalam tahap kajian mendalam.