Perang Iran-Israel: 6 Indikator Mengkhawatirkan Menurut Analis Teheran

Perpecahan internal di Iran antara pendukung setia rezim teokratis dan mereka yang tidak, tampaknya mereda pasca konflik sengit dengan Israel. Analis Iran, Seyed Rahim Bathaei, mengidentifikasi beberapa indikator yang menunjukkan eskalasi berkelanjutan dalam ketegangan Iran-Israel.

1. Identitas Nasional yang Kuat

Bathaei menekankan bahwa Iran adalah negara dengan akar peradaban yang dalam, lebih dari 5.000 tahun. Rakyat Iran memiliki keinginan kuat untuk melestarikan warisan budaya mereka dan menolak segala bentuk penghinaan terhadap identitas nasional mereka.

2. Konflik yang Tak Terhindarkan

Menurut Bathaei, konfrontasi antara Iran dan Israel adalah sesuatu yang sudah lama diperkirakan. Dukungan teguh Iran terhadap Palestina dan perjuangan mereka secara terbuka, membuat bentrokan langsung menjadi tak terelakkan. Ini berbeda dengan perang proksi yang sebelumnya terjadi melalui kelompok-kelompok yang didukung Iran.

3. Runtuhnya Iran: Bencana Regional

Meskipun Israel, didukung AS, mungkin memiliki kekuatan untuk menggulingkan pemerintahan Khamenei, Bathaei memperingatkan bahwa tindakan tersebut akan memicu bencana di seluruh kawasan. Iran yang gagal berpotensi menjadi sumber terorisme, meniru dampak destabilisasi di Libya, Suriah, dan Irak.

4. Bayangan Gencatan Senjata

Meskipun gencatan senjata yang ditengahi AS telah berlangsung hampir seminggu, Bathaei merasa pesimis. Pengalamannya sebagai jurnalis selama lebih dari tiga dekade di Iran membuatnya khawatir akan masa depan yang lebih suram.

5. Potensi Intervensi AS Lebih Lanjut

Bathaei terkejut saat Presiden Trump memerintahkan pesawat tempur AS untuk ikut mengebom fasilitas nuklir Iran. Sekarang, dia khawatir akan kemungkinan serangan AS lainnya terhadap Iran.

6. Diplomasi Sebagai Kunci

Bathaei percaya bahwa solusi terletak pada dialog langsung antara kedua belah pihak. Ia berpendapat bahwa pertemuan dan diskusi, bahkan kunjungan timbal balik antara politisi Iran dan AS, dapat menjembatani kesalahpahaman dan mengurangi ketegangan. Meskipun persahabatan dan aliansi mungkin sulit dicapai dalam waktu dekat, ia percaya bahwa dialog tetap menjadi kemungkinan yang realistis.

Scroll to Top